×
Salah satu upaya mitigasi perubahan iklim yang dapat dilakukan pada tingkat pedesaan adalah mempertahankan keberadaan hutan rakyat. Hutan rakyat tersusun atas vegetasi yang di dalamnya termasuk tegakan yang mampu menyerap CO2 dari atmosfer untuk proses fotosintesis yang kemudian disimpan dalam bentuk biomassa. Hampir setengah dari kandungan biomassa pada tegakan adalah karbon. Sehingga, hutan rakyat dapat menjadi alternatif penyimpan cadangan karbon selain hutan alam yang saat ini keberadaannya semakin berkurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui estimasi seberapa besar cadangan karbon tegakan pada fase tiang dan pohon beserta nilai ekonominya di hutan rakyat Desa Tubokarto Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri. Metode pengambilan data pada tegakan dilakukan secara non-destructive sampling dan penentuan titik plot secara systematic sampling with random start. Intensitas sampling yang digunakan adalah sebesar 2% dari luas keseluruhan hutan rakyat 91 ha dan dibuat 50 plot contoh.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 18 jenis pohon penyusun hutan rakyat di Desa Tubokarto yang didominasi oleh jati, mahoni, dan akasia. Nilai rata-rata biomassa tegakan yaitu sebesar 79,69 ton/ha dengan 7,58 ton/ha pada tingkat tiang dan 72,11 ton/ha pada tingkat pohon. Kemudian nilai rata-rata cadangan karbon tegakan yaitu sebesar 37,45 ton/ha dengan 3,56 ton/ha pada tingkat tiang dan 33,89 ton/ha pada tingkat pohon. Nilai total biomassa dan cadangan karbon tegakan hutan rakyat di Desa Tubokarto masing-masing sebesar 7.251,79 ton dan 3.408,24 ton. Kemudian, total nilai ekonomi karbon pada seluruh luas hutan rakyat di Desa Tubokarto sebesar Rp 561.920.215,60 yang dihitung dengan harga simpanan karbon 11 USD/ton.