Tujuan penelitian ini adalah 1) menampilkan data bentuk variasi nama asahan dalam tradisi nêloni dan tingkêban yang ada di Kabupaten Ponorogo, 2) Mendeskripsikan bentuk variasi nama dan makna asahan yang muncul dalam tradisi nêloni dan tingkêban menurut perspektif masyarakat di Kabupaten Ponorogo, dan 3) Menjelaskan latar belakang variasi jenis dan makna asahan dalam tradisi nêloni dan tingkêban yang ada di Kabupaten Ponorogo dapat terjadi.
Teori yang digunakan alam penelitian ini adalah 1) Variasi bahasa, 2) Bahasa dan budaya yang berhubungan dengan teori semiotik melalui Antropologi linguistik, Pola pikir melalui antropologi linguistik, dan 3) Antropodialek. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan metode etnografi dengan analisis etnosains. Setrategi dalam berfikir dalam penelitian ini berupa studi kasus, yakni berusaha mengungkap dan mendeskripsikan realita yang ada di lapangan. Data dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder. Data diperoleh dari pengamatan dan wawancara mendalam. Validitas dari data ini menggunakan teknik truanggulasi. Data kemudian dianalisis menggunakan metode etnosains dengan teknik analisis domain, analisis taksonomi dengan memadukan analisis tema budaya.
Setelah dianalisis didapatkan hasil berupa: Terdapat variasi jenis dan nama asahan dalam tradisi nêloni dan tingkêban di Kabupaten Ponorogo dari sembilan titik pengamatan. Pada tradisi nêloni dan tingkêban asahan paling banyak di Kecamatan Slahung. Terdapat kesamaan jenis asahan pada tradisi nêloni dan tingkêban tetapi juga terdapat perbedaan dalam dimensi maknanya. Makna asahan dalam tradisi nêloni dan tingkêban merupakan cerminan dari polapikir, pandangan hidup, dan pandangan terhadap dunia pelaku tradisi tersebut sehingga terdapat variasi-variasi yang muncul, dan makna tersebut memiliki ke-khasan menurut perspektif masyarakat setempat. Dari variasi jenis nama dan makna asahan dalam tradisi nêloni dan tingkêban dikategorikan ada lima faktor latar belakang kemunculannya, yaitu (1) faktor lingkungan, (2) unsur nama hasil alam, (3) efisiensi bahan atau tepat guna, (4) nilai ekonomis, dan (5) faktor bentuk dan sifat hasil alam.