Khilma Ayu Lestari. K8419092. Pembimbing I: Dwi Astutik, S.Pd., M.A. Pembimbing II: Dr. Danang Purwanto, S.Sos., M.Si. KONSTRUKSI SOSIAL DALAM PELESTARIAN TRADISI PESTA BARATAN (STUDI KASUS YAYASAN LEMBAYUNG DI KECAMATAN KALINYAMATAN KABUPATEN JEPARA). Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, September, 2023

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui prosesi pelaksanaan Tradisi Pesta Baratan di Kecamatan Kalinyamatan, Kabupaten Jepara, (2) mengetahui konstruksi sosial tradisi Pesta Baratan oleh Yayasan Lembayung di Kecamatan Kalinyamatan, Kabupaten Jepara, (3) mengetahui faktor pendukung dan penghambat Yayasan Lembayung dalam upaya pelestarian tradisi Pesta Baratan di Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi . Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik non probability dengan jenis teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan membuat kriteria atau ketentuan tertentu. Teknik pengujian validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Data yang didapat akan dianalisis melalui proses reduksi data, kemudian penyajian data dan akhirnya data siap untuk ditarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelestarian Pesta Baratan yang merupakan tradisi lokal asli Jepara merupakan hasil konstruksi sosial yang dilakukan oleh Yayasan Lembayung sebagai pemegang peran tertinggi dari mulai proses pembentukannya hingga pelestariannya. Konstruksi sosial terjadi melalui tiga momen yang bersifat simultan yaitu Eksternalisasi, Objektivasi, dan Internalisasi. Momen Eksternalisasi dimulai dari adanya stock of knowledge dari Yayasan Lembayung mengenai tradisi Baratan sebagai tradisi keagamaan dalam menyambut malam Nisfu Sya’ban di Jepara, serta adanya penyesuaian dengan kondisi sosial kultural dan keagamaan masyarakat sekitar dengan dimasukkannya unsur-unsur kearifan lokal Jepara dalam pelaksanaan tradisi Baratan. Kearifan lokal tersebut diantaranya yaitu tarian, musik, serta teatrikal Ratu Kalinyamat yang akhirnya menjadi ciri khas dari pelaksanaan tradisi Pesta Baratan di Jepara. Objektivasi terjadi ketika masyarakat dapat menerima tradisi Pesta Baratan sebagai realitas objektiv melalui tahap habitualisasi dan legitimasi oleh Yayasan Lembayung dan akhirnya masyaraat Jepara mengakui tradisi Pesta Baratan sebagai identitas budaya Jepara. Momen internalisasi terjadi ketika masyarakat memiliki pemaknaan baru terhadap Pesta Baratan, yaitu dalam hal religiusitas, ekonomi, dan sejarah. Momen internalisasi ini juga terjadi proses sosialisasi yang mana Yayasan Lembayung berperan penting di dalam tahap sosialisasi dan pelestarian Pesta Baratan di Jepara.