×
Ojek online (ojol) adalah jasa transportasi online yang semakin populer, terkhusus wilayah kota yang sering mengalami kemacetan seperti Kota Surakarta. Secara global jasa transportasi online disebut e-Hailing, sedangkan di Indonesia lebih dikenal dengan istilah ojol. Menggunakan kendaraan roda dua, pengemudi ojol bergabung dikarenakan jam kerja yang bebas, awalnya ojol hanya sebagai pekerjaan sampingan. Namun, akhirnya berubah menjadi pekerjaan utama dikarenakan pengemudi harus tetap aktif agar mendapat penumpang. Kondisi ini menarik penulis meneliti bagaimana pengemudi ojol memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan penelitian yaitu, melihat strategi pengemudi ojol melakukan diversifikasi pekerjaan, dan mengetahui proses serta halangan diversifikasi pekerjaan. Teori prekariat Guy Standing digunakan melihat polemik pekerja yang tidak memiliki kepastian. Kemudian teori praktik sosial Pierre Bourdieu melihat interaksi antar pengemudi sebagai pertukaran modal yang diharapkan saling menguntungkan. Penelitian menggunakan metode kualitatif, teknik pengambilan data yaitu kuesioner terbuka, observasi, wawancara serta dokumentasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu pengemudi ojol yang memiliki pekerjaan sampingan tetap. Jaminan validitas data menggunakan triangulasi sumber. Teknik analisis data menggunakan analisis interaktif, terdiri tiga komponen utama yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan pengemudi ojol melakukan diversifikasi pekerjaan didorong risiko ketidakpastian penghasilan. Pengemudi ojol sadar jika hanya bekerja sebagai pengemudi tidak akan mencukupi kebutuhan hidupnya, pengemudi ojol melakukan diversifikasi pekerjaan seperti membuka jasa cuci, jasa jahit, warung makan dan lainnya. Tindakan diversifikasi pekerjaan mampu mencukupi kebutuhan hidupnya bahkan berinvestasi usaha sampingannya.