Negara Indonesia memiliki latar belakang kebencanaan yang harus dipertimbangkan dalam berbagai pengembangan termasuk juga pada bidang pariwisata. Berbagai fenomena bencana selama 20 tahun terakhir pun dipandang telah memunculkan kerugian yang signifikan bagi kegiatan wisata yang terdampak. Maka dari itu, mitigasi bencana menjadi salah satu solusi yang dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan keberlanjutan dan ketahanan pada kawasan wisata serta menciptakan keselamatan wisatawan yang lebih optimal. Namun pada dasarnya penerapan mitigasi bencana tidak dapat disamaratakan di semua wilayah/kawasan, perlu adanya penyesuaian dengan karakteristik wilayah masing – masing. Dalam konteks pariwisata, komponen wisata (terutama atraksi) dan kebencanaan dianggap mempengaruhi karakter yang dimiliki oleh setiap kawasan wisata. Sehingga penelitian ini memiliki tujuan untuk merumuskan tipologi mitigasi bencana pada kawasan wisata Lereng Gunung Lawu, Kabupaten Karanganyar. Pengumpulan data pada penelitian ini menerapkan metode observasi, wawancara, dan studi literatur sementara untuk analisa data menggunakan tiga (3) teknik analisis yakni analisis deskriptif spasial, analisis deskriptif kualitatif, dan analisis klasifikasi. Melalui penelitian ini, Kawasan Wisata Lereng Gunung Lawu, Kecamatan Ngargoyoso diketahui memiliki komponen wisata (atraksi, amenitas, aksesibilitas, dan ancillary) yang beragam, begitu pula untuk kebencanaan pada masing - masing kawasan wisata (ancaman bencana, potensi dampak (risiko) kejadian bencana, dan riwayat dampak kejadian bencana). Penelitian ini juga berhasil mengidentifikasi adanya keragaman penerapan mitigasi bencana di setiap kawasan wisata pada lokasi studi. Berdasarkan beberapa data yang telah didapatkan tersebut, tipologi mitigasi bencana pada kawasan wisata Lereng Gunung Lawu, Kecamatan Ngargoyoso yang berhasil disusun dalam penelitian ini berjumlah sembilan (9) tipe. Salah satu dari sembilan (9) tipe tersebut merupakan mitigasi dasar karena berdasarkan data, semua mitigasi bencana yang tercakup dalam tipe tersebut diimplementasikan oleh seluruh kawasan wisata yang ada di lokasi studi. Sementara delapan (8) tipe lainnya merupakan tipe mitigasi bencana pilihan, dimana masing – masing tipe tersebut mencakup berbagai mitigasi bencana unik yang diterapkan oleh sebagian kecil kawasan wisata. Secara lebih detail, delapan (8) mitigasi bencana pilihan tersebut memiliki perbedaan penerapan mitigasi bencana yang signifikan antara satu tipe dengan tipe lainnya. Diketahui bahwa penyebab utama terjadinya perbedaan penerapan mitigasi bencana antara setiap mitigasi bencana pilihan tersebut dikarenakan adanya perbedaan kombinasi jenis ancaman bencana yang berimplikasi pada tingkat kompleksitas penerapan mitigasi bencana pada setiap tipe.