PT XYZ merupakan salah satu pabrik kelapa sawit yang menerapkan produksi bersih dan self energy. Meskipun demikian, proses pemanfaatan limbah kelapa sawit tetap berpotensi menghasilkan GRK penyebab perubahan iklim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktifitas di pabrik kelapa sawit yang berpotensi menghasilkan GRK serta menilai besar GRK yang dihasilkan dalam setahun. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan rekomendasi skenario pengurangan GRK di pabrik kelapa sawit PT XYZ. Metode penelitian yang digunakan untuk menghitung nilai GRK menggunakan pedoman inventarisasi GRK yang dikeluarkan oleh IPCC tahun 2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 4 aktifitas di pabrik kelapa sawit PT XYZ yang berpotensi menghasilkan GRK. Pertama kegiatan pengomposan janjang kosong, kedua pengolahan POME (palm oil mill effluent) menjadi pupuk berpotensi menghasilkan gas metana. Ketiga kegiatan self energy dengan memanfaatkan limbah serabut sawit dan cangkang inti sawit sebagai bahan bakar di boiler berpotensi menghasilkan gas karbondioksida. Keempat terdapat kondisi luar biasa yang mengharuskan pabrik kelapa sawit mengandeng genset untuk memenuhi kebutuhan listrik berpotensi menghasilkan gas karbondioksida dari hasil pembakaran solar. Berdasarkan hasil inventarisasi dalam setahun masa produksi, PT XYZ berpotensi menghasilkan 62.904 Ton CO2e. Aktifitas hotspot di PT XYZ terdapat pada pembakaran bahan bakar di boiler yang menyumbang 65% seluruh aktifitas di pabrik kelapa sawit. Proses pengolahan limbah cair menempati posisi kedua dengan 24%, pos komposting dengan 10% pembakaran solar di genset menyumbang 1% GRK total. Upaya rekomendasi yang dapat diberikan adalah dengan memanfaatkan gas metana hasil pengolahan POME sebagai biogas. Pemasangan biogas tersebut mampu mereduksi 77% GRK yang dihasilkan oleh PT XYZ