×
Latar Belakang: Harga Air Minum Isi Ulang (AMIU) yang 3-4x lebih murah dibanding Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) membuat Air Minum Isi Ulang (AMIU) lebih diminati masyarakat. Namun, banyak penelitian menunjukkan AMIU mengandung bakteri terutama bakteri koliform. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi perbedaan jumlah bakteri pada AMDK dan AMIU yang dijual di sekitar kampus UNS.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret pada bulan Juli-Oktober 2022. Subjek penelitian ini adalah AMDK dan AMIU yang dijual di sekitar kampus UNS. Pengambilan sampel dilakukan dengan simple random sampling dari beberapa minimarket (sampel AMDK) dan Depot Air Minum Isi Ulang/DAMIU (sampel AMIU) dengan radius 5km dari kampus UNS.
Hasil: Penelitian ini menggunakan 43 sampel : 10 sampel AMDK dan 33 sampel AMIU. Hasil penelitian menunjukkan 2 dari 10 sampel AMDK (20%) mengandung bakteri dengan jumlah bakteri 10 CFU/mL dan 20 CFU/mL. Sedangkan untuk sampel AMIU didapatkan 23 dari 33 sampel (69,69%) mengandung bakteri dengan jumlah paling sedikit 10 CFU/mL (18,18%) & paling banyak 800 CFU/mL (3,03%). Hal ini sejalan dengan hasil uji Mann Whitney yang menunjukkan kedua kelompok sampel memiliki perbedaan yang signifikan (p=0,005). Keberadaan bakteri pada AMDK dipengaruhi penurunan kualitas kemasan dan pengawasan produk yang kurang efektif. Sedangkan pada AMIU dipengaruhi faktor air baku, operator, kondisi & sanitasi DAMIU, ketidakefektifan pengawasan serta ketidaktegasan sanksi juga menjadi salah satu faktor.
Simpulan: Terdapat perbedaan yang signifikan antara kandungan bakteri yang terdapat dalam AMDK & AMIU yang dijual di sekitar kampus UNS, dengan bakteri yang terdapat pada AMIU lebih banyak dibandingkan dengan AMDK.