Yakes Telkom Semarang merupakan fasilitas kesehatan yang disediakan PT Telkom Indonesia, Tbk. untuk karyawannya yang terletak di Semarang. Dengan adanya keterbatasan jam operasional klinik, pasien berdatangan dalam waktu yang acak dan tidak teratur sehingga seringkali terjadi antrian pada sistem pelayanan kesehatan. Klinik memiliki target untuk waktu siklus pasien tidak lebih dari 60 menit dan kapasitas pasien yang dapat dilayani setiap harinya berjumlah 60 pasien. Akan tetapi, kedua target belum dapat terpenuhi sehingga diperlukan adanya perbaikan sistem layanan. Penelitian ini menggunakan metode Lean dan Simulasi. Metode Lean dimulai dengan penyusunan Value Stream Mapping (VSM) untuk memperjelas aliran proses pelayanan serta mengetahui antrian yang terjadi yang dilanjutkan dengan penyusunan Process Activity Mapping (PAM) untuk mengidentifikasi aktivitas yang tidak bernilai tambah atau Non Value Added (NVA). Terdapat 3 antrian yang muncul pada sistem pelayanan yaitu antrian registrasi pasien, antrian pemeriksaan dokter, dan antrian penerimaan obat. Penyebab terjadinya antrian antara lain kedatangan pasien yang terlalu banyak, pasien kurang memahami penjelasan dokter, aplikasi lambat untuk merespon, terjadinya penggantian resep obat, dan ketidakseimbangan elemen tugas antara perawat dan dokter. Perbaikan yang diusulkan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi yaitu penerapan sistem pendaftaran online, penambahan aktivitas pengukuran dan pencatatan tanda vital serta keluhan oleh perawat, pengintegrasian resep obat elektronik yang terhubung langsung dengan farmasi, penambahan real-time warning report mengenai kondisi server, dan melakukan discharge teaching. Hasil yang didapatkan dari simulasi usulan perbaikan yaitu kapasitas pasien terlayani meningkat sekitar 128% atau yang sebelumnya 28 pasien menjadi 64 pasien, waktu siklus pasien yang menurun sekitar 29% atau yang sebelumnya 3814,5 detik menjadi 2703,34 detik, utilisasi petugas registrasi menurun sebesar 0,02, utilisasi perawat meningkat menjadi 0,53, utilisasi dokter menurun sebesar 0,33, utilisasi petugas farmasi 1 meningkat sebesar 0,54, utilisasi petugas farmasi 2 meningkat sebesar 0,5, utilisasi petugas farmasi 3 meningkat sebesar 0,38, dan utilisasi petugas farmasi 4 meningkat sebesar 0,29.