Studi ini mengeksplorasi fenomena sustainable finance disclosure dengan mengikuti konsep teori agensi dan teori institusional. Dengan menggunakan metode purposive sampling, menghasilkan kumpulan data panel dengan total 327 observasi dari 109 bank selama 2017-2019 yang dianalisis dengan regresi data panel. Hasil studi menemukan bahwa tingkat sustainable finance disclosure industri perbankan di ASEAN secara keseluruhan masih rendah, meskipun praktik di Singapura sudah jauh lebih tinggi. Kepemilikan pemerintah berpengaruh positif terhadap sustainable finance disclosure, menekankan peran pemegang saham pemerintah dalam meningkatkan praktik sustainable finance disclosure. Sementara itu, kepemilikan keluarga dan penghindaran pajak tidak berpengaruh signifikan. Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap pengembangan studi sebagai satu kesatuan dari studi awal yang menyelidiki sustainable finance disclosure di ASEAN dan berimplikasi terhadap peningkatan sustainable finance disclosure di sektor perbankan ASEAN. Keterbukaan sustainable finance disclosure harus ditingkatkan dengan memaksimalkan peran pemerintah dan regulator. Bank juga harus berpartisipasi dengan baik dalam sustainable finance disclosure tanpa memperhatikan aspek keuangan dan kepemilikan, sehingga dapat membantu mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.