Pada penelitian ini akan dibahas mengenai model refurbishing yang memilikiu dua pelaku yaitu supplier dan original equipment manufacturer. OEM membeli produk baru dan produk refurbished dari supplier yang kemudian dijual kembalik ke konsumen. Namun untuk meraih keuntungan lebih OEM juga ikut serta dalamk kegiatan refurbishing, dalam proses ini, terdapat persaingan vertikal antara OEMd an supplier. Untuk memenuhi permintaam pasar, OEM membutuhkan produkr efurbished yang diperoleh dari supplier dan membeli produk bekas pakai dari konsumen. Keputusan tersebut menyebabkan terbentuknya persaingan antara OEM dan supplier. Untuk model persaingan,supplier memiliki kekuatan untuk menentukan harga lebih kuat dibandingkan OEM. Penelitian ini mengembangkan keputusan penetapan harga dan pembuatan yang optimal dari OEM dan pemasok berdasarkan mode persaingan vertikal satu sisi menggunakan berbagai pendaur ulang sebagai perbandingan, dan diselidiki pengaruh kualitas produk pada keputusan semacam itu dalam mode persaingan vertikal dua sisi. Pasar dibagie menjadi dua segmen: high end dan low end. high end customer atas bersedia membeli produk baru, sedangkan low end customer hanya membeli produk refurbished. Dalam studi ini, keputusan perusahaan dipandu dengan memperkirakan fraksi pelanggan yang beralih karena terdapatnya perbedaan harga. Model tidak bergantung pada kemauan untuk membayar dan karena itu mampu mengakomodasi perilaku konsumen yang begitu kompleks dan realistis. Model memberikan solusi optimal, dan contoh numerik disajikan untuk tujuan ilustrasi.