Instagram dengan menawarkan kemudahan dan kenyamanan dalam penggunaannya membuat platform ini menjadi favorit di kalangan pengguna internet. Pada pengguna Instagram ditemukan sebuah fenomena praktik penggunaan multi akun, di mana satu pengguna memiliki dan menggunakan lebih dari satu akun. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana representasi diri yang ditunjukkan pengguna dan kesadaran palsu yang dialami oleh pengguna multi akun Instagram. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Penulis menggunakan teori Dramaturgi daalam menganalisis mengenai representasi diri dan konsep False Conciousness untuk menganalisis bagaimana kesadaran palsu yang dialami oleh pengguna multi akun Instagram. Peneliti menemukan ada sedikit kritik pada konsep Dramaturgi milik Goffman, di mana ada sebuah wilayah antara yang berada di antara wilayah depan dan wilayah belakang, yang kemudian dalam penelitian ini disebut sebagai region in between. Peneliti juga menemukan bagaimana adanya candu dalam penggunaan multi akun, yang kemudian berakibat mereka merasakan sebuah kesadaran yang palsu, seperti bagaimana Marx melihat agama pada rakyat. Multi akun Instagram adalah candu pengguna.