Penulis Utama : Rifat Abhinaya Izharulhaq
NIM / NIP : R0219078
×

Latar Belakang: Sick Building Syndrome adalah salah satu gejala kesehatan yang dapat terjadi kepada penghuni sebuah ruangan dan berhubungan dengan waktu yang mereka habiskan beraktivitas di dalam ruangan tersebut. Gedung dengan jumlah penghuni yang tinggi di dalam ruangan memiliki risiko lebih tinggi untuk penghuninya mengalamai gejala sick building syndrome. Beberapa gejala sick building syndrome ditemukan diantara siswa dan siswi di SMA Negeri 3 Surakarta seperti kepala pusing dan mudah mengantuk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara suhu, kelembaban udara dan intensitas pencahayaan di ruang kelas dengan gejala sick building syndrome yang dikeluhkan oleh siswa dan siswi.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan potong lintang. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi dari kelas XI dan XII dengan jumlah total sebanyak 840 orang dan jumlah sampel sebanyak 90 orang yang terbagi ke 3 ruang kelas yang diambil menggunakan metode sampling cluster acak. Alat ukur yang digunakan adalah termometer ruangan yang digunakan untuk mengukur suhu ruangan, higrometer untuk mengukur kelembaban udara, luxmeter untuk mengukur intensitas pencahayaan dan kuesioner SBS untuk mengukur gejala sick building syndrome. Uji korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengukur hubungan antara suhu ruangan dan kelembaban udara dengan gejala sick building syndrome pada organ pernapasan, dan intensitas pencahayaan dengan gejala sick building syndrome pada organ penglihatan.

Hasil: Hasil dari uji korelasi antara suhu ruangan dengan gejala sick building syndrome pada organ pernapasan menunjukkan korelasi signifikan dengan nilai p = 0.004 dan nilai r = 0.402. Hasil dari uji korelasi antara kelembaban udara dengan gejala sick building syndrome pada organ pernapasan menunjukkan korelasi signifikan dengan nilai p = 0.003 dan nilai r = 0.440. Hasil dari uji korelasi antara intensitas pencahayaan dengan gejala sick building syndrome pada organ penglihatan menunjukkan korelasi signifikan dengan nilai p = 0.001 dan nilai r = -0.683.

Kesimpulan: Terdapat hubungan signifikan antara suhu ruangan dan kelembaban udara dengan gejala sick building syndrome pada organ pernapasan dan intensitas pencahayaan dengan gejala sick building syndrome pada organ penglihatan di SMA Negeri 3 Surakarta.

×
Penulis Utama : Rifat Abhinaya Izharulhaq
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : R0219078
Tahun : 2023
Judul : Hubungan Suhu, Kelembaban Udara dan Intensitas Pencahayaan dengan Sick Building Syndrome di SMA Negeri 3 Surakarta
Edisi :
Imprint : Surakarta - Sekolah Vokasi - 2023
Program Studi : D-4 Kesehatan Kerja
Kolasi :
Sumber :
Kata Kunci : Suhu Ruangan, Kelembaban Udara, Intensitas Pencahayaan, Sick Building Syndrome
Jenis Dokumen : Laporan Tugas Akhir (D IV)
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : https://journal.uns.ac.id/jaht/authorDashboard/submission/1011
Status : Public
Pembimbing : 1. Rachmawati Prihantina Fauzi, S.Si.,M.Si
2. Dr. Sri Mulyani, S.Kep.Ns.,M.Kes
Penguji : 1. Dr. Sumardiyono, SKM.,M.Kes
Catatan Umum :
Fakultas : Sekolah Vokasi
×
Halaman Awal : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Halaman Cover : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB I : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB II : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB III : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB IV : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB V : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB Tambahan : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Daftar Pustaka : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Lampiran : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.