Penulis Utama | : | Yusana Sasanti D |
NIM / NIP | : | T152002021 |
Minum ciu memiliki fungsi simbolik yang kompleks dan menjadi bagian dalam sosiokultural peminum ciu di Surakarta. Selain menjadi bagian dari kulktur masyarakat, minum ciu juga memiliki fungsi sosial, yakni sebagai pengikat solidaritas sosial sesama penggemar minum ciu. Di Surakarta terdapat komunitas yang memiliki “kesukaan” minum ciu yang dikenal dengan sebutan Pangunci. Mereka adalah komunitas penggemar minum ciu yang keberadaannya menyebar di wilayah Surakarta. Minum ciu telah menjadi bagian keseharian para peminumnya yang telah diwariskan secara turun temurun dari nenek moyang mereka.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami: 1) ciri-ciri dan proses munculnya Pangunci di Surakarta, 2) respons masyarakat terhadap keberadaan Pangunci di Surakarta dan 3) faktor-faktor penyebab munculnya Pangunci di Surakarta. Konsep dan teori yang digunakan untuk membantu menganalisis subkultur Pangunci dalam penelitian ini adalah Konsep Subkultur dan Teori Kebersamaan/Sense of Community. Metode penelitian dalam disertasi ini adalah etnografi yang bertujuan untuk menghasilkan analisis dan deskripsi menyeluruh akan kemajemukan serta kompleksitas nilai budaya, makna dan kehidupan dengan tujuan menjembatani suara orang-orang yang selama ini kurang mendapatkan perhatian khusus, termasuk di dalamnya asumsi-asumsi yang tidak terkatakan atau diterima begitu saja, khususnya tentang subkultur Pangunci. Wawancara mendalam dilakukan bersama Ketua dan Staff Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Kasunanan Surakarta, para abdi dalem, komunitas peminum ciu, masyarakat, para produsen ciu, aparat pemerintah serta berbagai pihak yang terkait di dalamnya. Selain itu, sumber tertulis yang digunakan adalah berupa arsip, koran, berbagai buku referensi serta berbagai artikel jurnal yang membahas tentang objek penelitian sejenis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa belakang sosio historis di Surakarta memiliki pengaruh besar terhadap kemunculan subkultur Pangunci, mulai dari potret sosial ekonomi masyarakat, para pengrajin minuman beralkohol, sistem produksi dan perdagangan ciu, pembatasan peredaran ciu hingga fungsi ciu bagi masyarakat Surakarta. Ciu bagi masyarakat Surakarta memiliki beragam fungsi, yakni syarat ritual adat, arak obat atau obat oles, tombo anget atau penghangat tubuh, minuman dalam pesta tradisional rakyat, campuran pakan ternak, pengikat solidaritas sosial, alat pendeteksi kebohongan hingga meningkatkan rasa percaya diri.
Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa Pangunci sebagai subkultur memiliki ciri umum dan khusus/khas sebagai pembeda dengan peminum ciu di Surakarta. Di dalam penelitian ini dibahas 15 kategori ciri umum subkultur Pangunci, yakni: 1) singkatan, 2) posisi lingkungan, 3) periode kemunculan, 4) waktu pelaksanaan kegiatan, 5) tempat kegiatan, 6) sifat keanggotaan, 7) keanggotaan, 8) sistem perekrutan anggota, 9) tata cara undangan, 10) sajian utama dan kelengkapan sajian/trambul, 11) tata cara minum, 12) Panduan tata cara minum ciu, 13) Alasan memilih minum ciu, 14) kendali kontrol minum ciu terhadap perilaku peminumya dan 15) citra sosial yang dibentuk. Hal yang menjadi ciri khusus/khas Pangunci adalah hanya menggunakan sloki satu saja untuk minum ciu bersama anggotanya. Proses munculnya Paguyuban Ngunjuk Ciu (Pangunci) adalah melalui proses peniruan dari Pakempalan Ngunjuk Ciu (Pangunci) yang ada di dalam lingkungan benteng Keraton Surakarta yang menjadi pusat tuntunan bagi masyarakat di luar lingkungan Keraton Surakarta. Beragam respons masyarakat terhadap keberadaan subkultur Paguyuban Ngunjuk Ciu (Pangunci), ada yang menerima, menolak serta mengadabtasi. Munculnya Paguyuban Ngunjuk Ciu (Pangunci) sebagai subkultur peminum ciu di Surakarta dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi: kebiasaan, kebutuhan akan nilai dan makna hidup, kebutuhan akan citra diri serta relaksasi. Faktor eksternal yang mempengaruhi munculnya Pangunci adalah faktor lingkungan. Kota Surakarta kental dengan nuansa budaya merupakan iklim yang kondusif membentuk tumbuhnya subkultur Pangunci. Hal ini terutama terkait dengan melekatnya ciu bersama tradisi yang berkembang di Surakarta.
Penelitian ini memiliki implikasi teoretis dan praktis. Implikasi teoretisnya adalah bahwa Pangunci adalah sekelompok orang yang memiliki kegemaran yang sama, yakni gemar minum ciu. Pangunci adalah komunitas dalam subbudaya Jawa yang berdampingan hidup bersama budaya dominan. Ia merupakan varian dari budaya dominan yang keberadaannya melekat bersama budaya dominan itu. Implikasi praktis penelitian ini adalah ditujukan kepada berbagai pihak yang terkait dengan kemunculan subkultur Pangunci, baik pemerintah, masyarakat dan para peneliti berikutnya yang melakukan penelitian sejenis.
Hasil penelitian ini memberikan saran, baik bagi pemerintah, masyarakat dan pengembangan ilmu pengetahuan. Kehadiran subkultur Pangunci di masyarakat Surakarta menjadi bagian yang mendukung pelestarian warisan budaya lokal, terutama terkait berbagai macam fungsi ciu pada masyarakat Surakarta. Oleh karena itu, disarankan kepada pemerintah untuk membuat kebijakan terkait dengan sistem produksi ciu beserta peredarannya melalui pemahaman fenomena sosial budaya serta aspek historis munculnya budaya minum ciu di Surakarta. Bagi masyarakat, hendaknya memperluas wawasan dan memahami tentang keberadaan subkultur Pangunci sebagai salah satu pelestari budaya ngunjuk ciu warisan nenek moyang. Subkultur Pangunci memiliki makna khusus dan mengandung nilai-nilai kearifan lokal yang dimiliki oleh budaya local masyarakat Surakarta. Pemahaman tentang hal tersebut menjadi bagian penting dalam merawat keragaman budaya yang ada di Indonesia, khususnya di Surakarta. Bagi para peneliti berikutnya disarankan untuk melakukan pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya bidang kajian budaya dalam melengkapi kajian-kajian yang ada sebelumnya yang berkaitan dengan tema penelitian sejenis.
Penulis Utama | : | Yusana Sasanti D |
Penulis Tambahan | : | 1. - |
NIM / NIP | : | T152002021 |
Tahun | : | 2023 |
Judul | : | SUBKULTUR PANGUNCI: ANALISIS REALITAS SOSIAL PEMINUM CIU DI SURAKARTA |
Edisi | : | |
Imprint | : | Surakarta - Fak. Ilmu Budaya - 2023 |
Program Studi | : | S-3 Kajian Budaya |
Kolasi | : | |
Sumber | : | |
Kata Kunci | : | Subkultur, Pangunci, Peminum Ciu, Surakarta. |
Jenis Dokumen | : | Disertasi |
ISSN | : | |
ISBN | : | |
Link DOI / Jurnal | : | https://www.ashdin.com/articles/subculture-of-paguyuban-ngunjuk-ciu-pangunci-a-critical-ana, https://www.ashdin.com/articles/sense-of-community-among-traditional-alcoholic-beverage-drinkers-in-surakarta-97205, https://payway.uns.ac.id/site/product-detail? |
Status | : | Public |
Pembimbing | : |
1. Prof. Dr. Warto, M.Hum. 2. Dr. Susanto, M.Hum. 3. Dr. Titis Srimuda Pitana, S.T., M.Trop. Arch. |
Penguji | : |
1. Prof. Dr. Tri Wiratno, M.A. 2. Dra. Sri Kusumo Habsari, M.Hum., Ph.D. 3. Prof. Dr. Wakit Abdullah, M.Hum. |
Catatan Umum | : | - |
Fakultas | : | Fak. Ilmu Budaya |
Halaman Awal | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
---|---|---|
Halaman Cover | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
BAB I | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
BAB II | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
BAB III | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
BAB IV | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
BAB V | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
BAB Tambahan | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
Daftar Pustaka | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
Lampiran | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |