TRADISI MANGONGKAL HOLI SEBAGAI KHAZANAH KEARIFAN LOKAL DI KABUPATEN TAPANULI UTARA DAN PEMANFAATANYA SEBAGAI BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA DI SMA: KAJIAN SEMIOTIKA DENGAN TEORI ROLAND BARTHES
Penulis Utama
:
Firdaus Aritonang
NIM / NIP
:
S842202008
×<p>Firdaus Aritonang. 2023<strong>.</strong><strong> </strong><strong><em>Tradisi Mangongkal Holi Sebagai Khazanah Kearifan Lokal di Kabupaten Tapanuli Utara dan Pemanfaatanya Sebagai Bahan Ajar Bahasa Indonesia di SMA: Kajian Semiotika Dengan Teori Roland Barthes”</em></strong> Tesis. Pembimbing I. Dr. Raheni Suhita, Hum. Pembimbing II. Dr. Budhi Setiawan. M.Pd. Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret.</p><p> </p><p><strong>ABSTRAK</strong></p><p><strong> </strong></p><p>Tradisi <em>Mangokal Holi </em>membuka kembali makam leluhur untuk dipindahkan kedalam tugu agar disatukan. Tradisi ini memakan biaya yang besar bagi yang menyelenggarakan. Adapun prosesi acara yang memerlukan waktu hingga satu minggu lamanya jika ditinjau dari segala persiapan bahkan bisa berbulan-bulan. Penelitian ini bertujuan untuk; 1) untuk mengetahui bagaimanakah makna denotasi pada prosesi Mangongkal Holi, 2) untuk mengetahui bagaimanakah makna konotasi pada prosesi Mangongkal Holi, 3) untuk mengetahui mitos pada prosesi pelaksanaan upacara ritual <em>Mangokal Holi</em> di kota Tarutung. 4) Bagaimanakah pemanfaatan hasil kajian denotasi, konotasi, dan mitos pada upacara Manghokal Holi sebagai bahan ajar bahasa Indonesia di sekolah menengah atas.</p><p>Penelitian ini masuk ke dalam kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pada penelitian ini, penulis menggunakan paradigma konstruktivis dengan pendekatan kualitatif. Metodologi yang digunakan pada penelitian ini adalah semiotika Roland Barthes, di mana terdapat tiga tahapan dalam memaknai sebuah <em>Scane</em>, yaitu tahapan denotasi, konotasi, serta mitos.</p><p>Hasil penelitian ini dapat disumpulkan 1) Makna denotasi pada Mangongkal Holi merujuk pada makna literal atau konsep konkret yang terkait dengan upacara adat tersebut. Secara denotasi, Mangongkal Holi merupakan upacara penggalian tulang belulang manusia dari kuburan untuk kemudian dipindahkan ke tempat yang dianggap lebih layak. 2) Makna konotasi pada tradisi Mangongkal Holi menunjukan bahwa simbol-simbol yang digunakan yaitu, Martonggoraja, Ogung, Jeruk purut dan kunyit, Penaburan uang, Ulos Penampin, Kain putih dan Ulos Ragidup Ampang, Batu Na Pir, Prosesi Ibadah, Pesta dengan makan daging lembu memiliki simbol suci dan kemakmuran bagi keluarga yang melaksanakan upacara Mangongkal Holi. 3) Mitos pada prosesi Mangongkal Holi yang dimuat oleh dokumen pribadi maupun youtebe merepresentasikan animisme dalam wujud rasa hormat masyarakat Batak Toba terhadap leluhur mereka dalam setiap prosesi upacara <em>M</em><em>angongkal </em><em>H</em><em>oli</em>, namun dalam waktu yang bersamaan tidak menyimpang dari agama monoteis yang mereka yakini. Perpaduan dua keyakinan tersebut menimbulkan sinkretisme dari dua keyakinan yaitu animisme dan ajaran Kristen. 4) Pemanfaatan hasil penelitian denotasi, konotasi, dan mitos pada upacara Manghokal Holi sebagai bahan ajar bahasa Indonesia di sekolah menengah atas pada kompetensi dasar 4.19 kelas XI pada materi drama</p><p> </p>
×
Penulis Utama
:
Firdaus Aritonang
Penulis Tambahan
:
-
NIM / NIP
:
S842202008
Tahun
:
2023
Judul
:
TRADISI MANGONGKAL HOLI SEBAGAI KHAZANAH KEARIFAN LOKAL DI KABUPATEN TAPANULI UTARA DAN PEMANFAATANYA SEBAGAI BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA DI SMA: KAJIAN SEMIOTIKA DENGAN TEORI ROLAND BARTHES
Edisi
:
Imprint
:
SURAKARTA - Sekolah Pascasarjana - 2023
Program Studi
:
S-2 Pendidikan Bahasa Indonesia
Kolasi
:
Sumber
:
Kata Kunci
:
Kata Kunci: Tradisi Mangokal Holi, Semiotika Roland Barthes, Bahan Ajar