×
Pemanfaatan sumber daya hutan yang melimpah perlu diimbangi dengan strategi pengelolaan hutan yang berkelanjutan (sustainable forest management). Hutan rakyat secara tradisi telah dikelola turun temurun oleh masyarakat setempat selaku pengelola tingkat tapak. Partisipasi masyarakat menjadi komponen esensial dalam upaya mewujudkan aksi kolektif, namun partisipasi tiap individu dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Kajian ini ditujukan untuk menganalisis tingkat partisipasi masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dalam pengelolaan hutan rakyat di Desa Plosorejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Melalui pengembangan konsep tangga partisipasi Arnstein (1969) dan Muluk (2007) yang disesuaikan dengan konteks pengelolaan hutan rakyat di Indonesia, maka disusun instrumen analisis tingkat partisipasi masyarakat berupa kuesioner dengan metode skoring sekaligus mengaplikasikannya. Selain itu, terdapat pula pedoman wawancara yang digunakan untuk menggali informasi yang lebih mendalam dan pemaknaan secara holistik. Selanjutnya, analisis data yang diterapkan adalah metode campuran deskriptif kuantitatif dan kualitatif (mixed methods). Secara umum, partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan rakyat di Desa Plosorejo berada pada tingkat konsultasi (46,95%), yang termasuk ke dalam tingkat partisipasi sedang yang menunjukkan peningkatan kesadaran dan keterlibatan masyarakat terhadap pengelolaan hutan rakyat, walaupun hanya sebatas penyampaian pendapat melalui kelembagaan KTH kelas pemula. Namun, penentuan keputusan akhir dan pelaksanaan hasil kesepakatan mayoritas masih bergantung pada para pihak berwenang yang mempengaruhi keberjalanan pengelolaan hutan rakyat. Partisipasi masyarakat dalam aspek perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan, dan monitoring & evaluasi (M&E) juga menujukkan tingkat konsultasi berturut-turut sebesar 48,19%, 45,65%, 44,42%, dan 49,53%. Faktor internal persepsi anggota KTH terhadap organisasi merupakan faktor tunggal yang mempengaruhi partisipasi masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan pendampingan dan penguatan internal maupun eksternal serta sinergi antar pihak terkait untuk meningkatkan tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan rakyat. Metode yang dikembangan dan diterapkan pada kajian ini diharapkan dapat dimanfaatkan lebih lanjut dan diperluas untuk analisis serupa di kawasan hutan rakyat maupun hutan negara.