×
Latar Belakang: Hemofilia adalah kelainan darah bawaan yang ditandai dengan defisiensi faktor koagulasi VIII pada hemofilia A atau defisiensi faktor IX pada hemofilia B. Prevalensi hemofilia diperkirakan sekitar 1:10.000 kelahiran. Hemofilia harus ditangani dengan baik, karena apabila tidak tertangani secara baik, dapat menyebabkan penyakit kronis dan cacat seumur hidup. Pengobatan dari hemofilia dapat dilakukan dengan perpaduan yang baik dari pendidikan, penggantian faktor pembekuan, serta perawatan yang bersifat komprehensif. Perawatan anak dengan hemofilia tidak hanya menyebabkan masalah untuk anak-anak, tetapi juga pada orang tua. Orang tua harus tahu tentang mengapa, bagaimana, dan apa yang harus dilakukan terkait kondisi anak, karena pengobatan pada anak dengan hemofilia tidak hanya berfokus pada perawatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan akan tetapi, juga perawatan dari keluarga, khususnya orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan orang tua (ibu) terhadap kualitas hidup pasien anak hemofilia di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Metode: Penelitian menggunakan deskripsi korelatif dengan pendekatan studi cross-sectional. Responden terdiri dari 38 pasien anak hemofilia beserta orang tuanya. Data diambil dengan kuesioner PedsQL 4.0. Data akan diolah dengan metode general linear model.
Hasil: Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, terdapat pengaruh antara pendidikan ibu terhadap kualitas hidup anak, namun hanya pada domain sekolah.
Simpulan: Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara pendidikan ibu terhadap kualitas hidup anak, namun hanya pada domain sekolah. Pada domain perasaan, pergaulan, dan
kegiatan kesehatan tidak didapatkan pengaruh yang signifikan.