Pengembangan Desa Wisata Melalui Pendekatan Spasial Berbasis Klaster dan Masyarakat (Community-Based Tourism) Serta Peranannya Terhadap Kinerja Desa di Provinsi Jawa Tengah
Penulis Utama
:
Fafurida
NIM / NIP
:
T402102009
×<p>Pengembangan pariwisata dipandang mampu menjadi strategi untuk peningkatan kinerja wilayah perdesaan. Salah satu daerah yang memiliki jumlah daya tarik dan desa wisata yang tinggi adalah Jawa Tengah, namun hal tersebut belum ditunjukkan oleh peningkatan kinerja sektor pariwisata misalnya dalam hal kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB Provinsi Jawa Tengah dan lama tinggal wisatawan di Provinsi Jawa Tengah. Kontribusi sektor pariwisata terhadap pendapatan daerah masih relatif rendah. Hal tersebut mendorong peneliti melakukan studi pengembangan desa wisata dan peranannya terhadap kinerja pembangunan di desa. Penelitian ini bertujuan (1) mengidentifikasi sebaran desa wisata dan potensi klaster secara spasial, (2) menganalisis peran pengembangan desa wisata dan potensi klaster (dilihat dari faktor input dan output), (3) menganalisis pengembangan desa wisata berbasis masyarakat di Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan data sekunder dan primer. Data sekunder yang digunakan adalah data informasi dari 384 desa wisata aktif, data perkembangan desa (updating PODES), SDGs Desa dan Indeks Desa Membangun dari 8.562 desa yang ada di Provinsi Jawa Tengah. Studi ini menggumpulkan data primer melalui observasi dan survei dengan kuesioner. Metode analisis yang digunakan adalah pemetaan dengan Geographic Information System (GIS), Kernel Density Estimation (KDE), statistika berupa analisis uji beda rata-rata dan Partial Least Square (PLS). Secara khusus penelitian ini memiliki beberapa temuan yaitu (1) Jawa Tengah memiliki jumlah desa wisata yang tinggi yang tersebar di hampir seluruh Kabupaten dan Kota; (2) Jawa Tengah memiliki potensi klaster yang sangat kuat terkonsentrasi di Kabupaten Semarang, Kabupaten Kendal dan Kota Salatiga; (3) desa wisata belum mampu mendorong kinerja pembangunan desa; (4) klaster desa wisata yang sangat kuat mampu berperan dalam pengembangan desa baik dari aspek input yaitu daya tarik, aksesibilitas, amenitas; maupun dari aspek output yaitu SDGs dan IDM; (5) keterlibatan masyarakat dari sisi perencanaan pembangunan desa wisata, pelaksanaan kegiatan, pengawasan dan pemanfaatan desa wisata sudah tergolong baik namun belum optimal. Rekomendasi dari hasil penelitian ini adalah prioritas pengembangan wisata yang dapat dilakukan dalam jangka waktu dekat adalah pengembangan wisata pada klaster yang sangat kuat (klaster 1). Penyusunan program-progam pembangunan desa wisata dengan memanfaatkan potensi desa dengan keterlibatan aktif masyarakat agar keberadaan desa wisata mampu memberikan dampak positif yaitu membuka peluang kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat secara maksimal pada wilayah desa. Peningkatan keterlibatan masyarakat dari mulai kegiatan perencanaan pembangunan desa wisata, pelaksanaan kegiatan dan pengelolaan desa wisata, pengawasan dan pemanfaatan desa wisata perlu dilakukan. Kegiatan pelatihan dan pendampingan dalam pengelolaan dan pemanfaatan desa wisata juga diperlukan agar peran masyarakat dapat lebih maksimal dapat dilakukan oleh pihak yang berkompeten.</p>
×
Penulis Utama
:
Fafurida
Penulis Tambahan
:
-
NIM / NIP
:
T402102009
Tahun
:
2024
Judul
:
Pengembangan Desa Wisata Melalui Pendekatan Spasial Berbasis Klaster dan Masyarakat (Community-Based Tourism) Serta Peranannya Terhadap Kinerja Desa di Provinsi Jawa Tengah
Edisi
:
Imprint
:
Surakarta - Fak. Ekonomi dan Bisnis - 2024
Program Studi
:
S-3 Ilmu Ekonomi
Kolasi
:
Sumber
:
Kata Kunci
:
pariwisata, desa wisata, spasial, klaster, community-based tourism.
