×
Pendahuluan: Obesitas yang menahun dan tidak diatasi berdampak buruk bagi fungsi reproduksi pria. Daun kelor bersifat sebagai antioksidan, antiinflamasi, serta antiobesitas diketahui dapat mengatasi gangguan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh asupan biskuit porang terfortifikasi tepung daun kelor terhadap tingkat maturasi sperma tikus wistar model obesitas.
Metode: Jenis penelitian eksperimental laboratorik dengan randomized postest control group design. Tikus wistar jantan sejumlah 30 ekor terbagi dalam 5 kelompok. Kelompok normal (KN) diberikan pakan standar, kelompok induksi (KP) diberikan induksi obesitas, kelompok perlakuan (P1, P2, P3) diberikan asupan biskuit porang terfortifikasi tepung daun kelor dengan dosis tepung daun kelor 150, 250, 350mg/200grBB setelah diberikan induksi obesitas. Tingkat
maturasi sperma dievaluasi dengan Johnson Score. Analisis data skor tingkat maturasi sperma dilakukan dengan analisis oneway ANOVA dan post hoc Tukey HSD. Korelasi peningkatan dosis tepung daun kelor dengan tingkat maturasi sperma dianalisis dengan uji Pearson.
Hasil: Hasil rerata skor tingkat maturasi sperma Kelompok Normal (KN) sebesar 9.81, Kelompok Perlakuan (KP) sebesar 7.39, Kelompok Perlakuan 1 (P1) sebesar 7.85, Kelompok Perlakuan 2 (P2) sebesar 8.65, Kelompok Perlakuan 3 (P3) sebesar 9.42. Terdapat perbedaan signifikan pada skor tingkat maturasi sperma antara kelompok KN-KP, KN-P1, KN-P2, KP-P2, KP-P3, P1-P2, P1-P3, dan P2-P3. Tingkat maturasi sperma dengan peningkatan dosis tepung daun kelor menunjukkan korelasi yang positif p=0,000 dan sangat kuat r=0,879.
Kesimpulan: Asupan biskuit porang terfortifikasi tepung daun kelor meningkatkan maturasi sperma pada tikus wistar model obesitas dengan korelasi positif dan sangat kuat.