ABSTRAK

Fitri Kusuma Wardani. K4418027. NILAI HISTORIS DAN ARSITEKTUR CANDI SOJIWAN SEBAGAI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Juli 2023.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis sejarah dan arsitektur Candi Sojiwan, (2) menganalisis nilai-nilai historis dan arsitektur yang terkandung pada Candi Sojiwan, (3) menganalisis relevansi nilai historis dan arsitektur Candi Sojiwan dengan penguatan pendidikan karakter dalam pembelajaran sejarah.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Sumber data penelitian ini diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumen. Teknik pengambilan sampel menggunakan snowball sampling. Teknik validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi metode. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis data model interaktif Miles dan Huberman yang meliputi reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Candi Sojiwan dibangun pada sekitar abad ke-9 Masehi oleh Rakai Pikatan dari Dinasti Mataram Kuno. Pembangunan Candi Sojiwan dimaksudkan sebagai bentuk penghormatan dari Rakai Pikatan kepada neneknya, Nini Haji Rakryan Sanjiwana, yang menganut agama Buddha. Struktur arsitektur Candi Sojiwan terdiri dari tiga bagian utama, yaitu atap candi yang berfungsi sebagai tempat bagi para Dewa, badan candi yang menjadi simbol perantara bagi mereka yang telah meninggalkan dunia dan berada dalam keadaan suci untuk bertemu dengan Tuhan, dan kaki candi yang mewakili dunia bawah, di mana kehidupan manusia masih dipenuhi oleh keinginan duniawi dan nafsu. (2) Sejarah pembangunan candi Sojiwan mencerminkan nilai-nilai historis yaitu toleransi, persatuan, dan kebijaksanaan. Relief Jataka pada kaki candi Sojiwan menceritakan kisah mengenai kehidupan sang Buddha ketika berwujud hewan. Melalui karakter binatang yang ditampilkan, sang Buddha mengajarkan nilai moral yang mencakup penghargaan terhadap tubuh, religius, keunggulan akademik, penguasaan diri, keberanian, cinta kebenaran, keterampilan (kompetensi), sikap demokratis, penghargaan terhadap perbedaan, tanggung jawab, keadilan, dan integritas moral. (3) Relevansi nilai historis dan arsitektur Candi Sojiwan sebagai penguatan pendidikan karakter dalam pembelajaran sejarah dapat dimanfaatkan untuk memperkuat pendidikan karakter dalam pembelajaran sejarah, khususnya dalam konteks materi tentang Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.  Sejarah pembangunan candi Sojiwan dan kisah relief Jataka yang diukir di kaki candi Sojiwan menampilkan nilai-nilai moral yang memiliki potensi menjadi penguatan dalam pendidikan karakter siswa. Pembentukan karakter siswa melalui penanaman nilai-nilai ini dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran sejarah. Dalam Kurikulum Merdeka, pendidikan karakter tercakup dalam Profil Pelajar Pancasila yang telah dirancang oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan tujuan untuk membentuk karakter siswa dengan memprioritaskan nilai-nilai Pancasila.

Kata Kunci: Nilai Historis, Arsitektur, Candi Sojiwan, Pendidikan Karakter, Pembelajaran Sejarah