Penulis Utama : Dean Faiha
NIM / NIP : B0419010
× <p>Pekan Olahraga Nasional (PON) XIV merupakan pergelaran olahraga yang diselenggarakan pada akhir masa pemerintahan Orde Baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Gambaran Umum Kota Jakarta sebagai tuan rumah PON XIV tahun 1996, (2) Penyelenggaraan PON XIV di Jakarta tahun 1996, (3) Permasalahan dan dampak yang dihasilkan dari pelaksanaan PON XIV di Jakarta tahun 1996.</p><p>Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah, yaitu heuristik, kritik sumber yang meliputi kritik intern dan kritik ekstern, interpretasi, dan historiografi. Sumber penelitian ini didapatkan dari dokumen resmi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat yang berupa Laporan PON XIV Tahun 1996, Buku Pedoman Pelaksanaan PON XIV Tahun 1996, serta beberapa Surat Keputusan Pimpinan KONI Pusat. Sumber lain yang digunakan berupa wawancara dan surat kabar sezaman. </p><p>Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan PON diwarnai dengan kondisi yang berbeda-beda di setiap tahunnya. PON XIV dilaksanakan di Jakarta tahun 1996 dengan pertimbangan bahwa Jakarta dianggap mampu sebagai pusat kota strategis dan memiliki sarana prasarana terlengkap saat itu. PON XIV diselenggarakan kurang dari satu tahun sebelum Pemilu 1997. Oleh karena itu, PON XIV diwarnai dengan isu politik “kuningisasi” yang dilakukan oleh Golkar. Pembengkakan dana signifikan pada PON XIV menjadi permasalahan serius yang membuat Panitia Besar melalukan pungutan dana melalui masyarakat. Problematika lain juga terjadi pada PON XIV diantaranya adalah maraknya jual-beli atau mutasi dan bonus atlet, serta tingginya tingkat kericuhan pada pelaksanaan PON XIV. Dampak yang dihasilkan dari pelaksanaan PON XIV ini adalah memuncaknya kejenuhan masyarakat terhadap PON hingga hilangnya minat terhadap olahraga. Kekecewaan masyarakat berdampak pada kegurian bagi mayoritas pedagang, penjual tiket, hingga pihak pelaksana PON XIV.</p><p>Dapat disimpulkan bahwa fungsi olahraga sebagai alat pemersatu bangsa sudah kurang digiatkan, serta semangat olahraga dengan tujuan prestasi perlahan mulai hilang. PON bukan lagi ajang yang berfokus pada peningkatan prestasi nasional, melainkan hanya menjadi ajang perburuan medali dan peningkatan prestise. Keberhasilan pada PON XIV tidak lagi diiringi dengan sportivitas dan nasionalisme. Penilaian masyarakat terhadap PON XIV menjadi negatif, dianggap tidak ada pembaruan baik dari segi teknis pelaksanaannya, maupun segi atlet dan prestasinya.</p>
×
Penulis Utama : Dean Faiha
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : B0419010
Tahun : 2023
Judul : Penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIV di Jakarta Tahun 1996
Edisi :
Imprint : Surakarta - Fak. Ilmu Budaya - 2023
Program Studi : S-1 Ilmu Sejarah
Kolasi :
Sumber :
Kata Kunci : PON, Jakarta, Orde Baru
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Tiwuk Kusuma Hastuti, S.S., M.Hum.
2. Dr. Harto Juwono, M.Hum.
Penguji : 1. Dr. Waskito Widi Wardojo, M.A.
2. Dra. Isnaini Wijaya Wardani, M.Pd
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. Ilmu Budaya
×
Halaman Awal : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Halaman Cover : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB I : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB II : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB III : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB IV : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB V : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB Tambahan : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Daftar Pustaka : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Lampiran : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.