Penelitian ini merupakan penelitian campuran. Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan kuesioner dan wawancara. Pertanyaan yang dimunculkan adalah pertanyaan terbuka, semi terbuka, dan pertanyaan tertutup. Masing-masing pertanyaan digunakan untuk menjaring data mengenai pilihan kode bahasa abdi dalem Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat dan faktor yang menyebabkannya, sikap bahasa abdi dalem Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, dan sikap bahasa abdi dalem Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat dalam perspektif bias gender. Lokasi penelitian ini adalah Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Informan penelitian ini adalah Abdi Dalem laki-laki maupun perempuan di lingkungan kraton. Masing-masing terdiri atas 25 informan abdi dalem laki-laki dan 25 informan abdi dalem permpuan. Penelitian ini dilaksanakan dalam kurun waktu kurang lebih 1 tahun, terhitung mulai Mei 2018-Mei 2019.
Hasil penelitian ini  antara lain dapat diketahui bahwa dalam ranah keluarga abdi dalem laki-laki paling banyak menggunakan bahasa Jawa Krama. Faktor yang mempengaruhinya antara lain adalah asal kota istri dan usia informan. Abdi dalem perempuan dalam ranah keluarga paling banyak menggunakan bahasa Indonesia. Faktor  yang  mempengaruhinya  adalah  asal  kota  suami  dan  usia  informan.  Dalam ranah kerja abdi dalem laki-laki paling banyak menggunakan bahasa Jawa Krama. Faktor yang mempengaruhinya adalah usia informan dan posisi yang ditempati informan. Abdi dalem perempuan dalam ranah kerja paling banyak menggunakan bahasa Bagongan. Faktor yang mempengaruhinya adalah asal kota suami, usia, dan posisi atau jabatan yang ditempati. Selanjutnya mengenai sikap bahasa abdi dalem laki-laki  dalam  ranah  keluarga  dianggap  positif,  sedangkan  dalam  ranah  kerja dianggap negatif. Abdi dalem perempuan dianggap memiliki sikap bahasa yang positif baik di ranah keluarga maupun dalam ranah kerja. Terakhir, dalam kaitannya dengan bias gender abdi dalem laki-laki maupun perempuan ternyata masih mengikuti stereotip yang berkembang dalam masyarakat Jawa yang mengharuskan perempuan berbahasa dengan lebih halus dan sopan serta sesuai unggah-ungguh dalam berbahasa Jawa.

Kata Kunci: Sikap Bahasa, Abdi Dalem, Bias Gender, Bahasa Bagongan