ETIKA JAWA DAN MAKNA SIMBOLIK DALAM RITUAL TRADISI SURAN DI PETILASAN JAYABAYA SERTA PEMANFAATANNYA SEBAGAI MATERI AJAR UNGGAH-UNGGUH DI SMP
Penulis Utama
:
Kumala Aurani Aziza
NIM / NIP
:
S442202002
×<p>Penelitian ini membahas tentang bagaimana bentuk etika Jawa dan makna simbolik dalam ritual tradisi suran dan menjelaskan bagaimana kajian etika Jawa menurut teori Fans Magnis Suseno dan makna simbolik menurut teori Barthens kemudian dikaitkan dengan pemanfaatannya sebagai materi ajar unggah-ungguh di SMP. Sumber data meliputi informan (guru mata pelajaran bahasa Jawa, ketua adat, juru kunci dan panitia sura serta dokumen (kurikulum bahasa Jawa di SMP). Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Pengumpulan data dengan teknik wawancara terstruktur, analisis dokumen, dan observasi partisipasi pasif. Teknik uji validitas adalah triangulasi data dan metode. Analisis data yaitu teknik model Miles and Huberman. Data diperoleh dengan metode dokumentasi kemudian diolah dengan menggunakan metode deskriptif-analitis, yaitu menyusun data dalam bentuk deskripsi kemudian disertai dengan analisis terhadap data yang diperoleh. Penelitian ini menggunakan kajian teori etika Jawa Frans Magnis Suseno dan semiotik dari Barthens. Ditinjau dengan teori Frans Magnis Suseno bentuk etika Jawa terbagi menjadi prinsip rukun dan prinsip hormat. Ditinjau dengan teori Bartens semiotik memiliki makna mitos di mana makna tersebut dipercaya oleh suatu kelompok masyarakat tertentu. Hasil dari tinjauan teori tersebut kemudian direlevansikan dengan pemanfaatan sebagai materi ajar unggah-ungguh di SMP. Pertama, pelaksanaan prosesi ritual tradisi suran di Petilasan Jayabaya terdiri dari 3 tahapan yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan penutup. Kedua, bentuk etika Jawa dalam ritual tradisi suran terdiri dari prinsip rukun (gotong-royong, musyawarah, toleransi). Kemudian prinsip hormat terdiri dari wedi, isin, dan sungkan yang menunjukkan sikap masyarakat Jawa itu sendiri. Ketiga, makna simbolik yang terdapat dalam ritual tradisi suran di Petilasan Jayabaya seperti makna sesajen kenduri atau selamatan dan sesajen ketika ritual diadakan. Keempat, pemanfaatan materi ajar dalam materi unggah-ungguh di SMP.</p>
×
Penulis Utama
:
Kumala Aurani Aziza
Penulis Tambahan
:
-
NIM / NIP
:
S442202002
Tahun
:
2023
Judul
:
ETIKA JAWA DAN MAKNA SIMBOLIK DALAM RITUAL TRADISI SURAN DI PETILASAN JAYABAYA SERTA PEMANFAATANNYA SEBAGAI MATERI AJAR UNGGAH-UNGGUH DI SMP
Edisi
:
Imprint
:
SURAKARTA - Sekolah Pascasarjana - 2023
Program Studi
:
S-2 Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah
Kolasi
:
Sumber
:
Kata Kunci
:
Etika Jawa, Makna Simbolik, Ritual Tradisi Suran
Jenis Dokumen
:
Tesis
ISSN
:
ISBN
:
Link DOI / Jurnal
:
-
Status
:
Public
Pembimbing
:
1. Dr. Budhi Setiawan, M.Pd. 2. Dra. Ani Rakhmawati, M.A., Ph.D.
Penguji
:
1. Prof. Dr. Kundharu Saddhono, S.S., M.Hum. 2. Dr. Edy Suryanto, M.Pd.
Catatan Umum
:
Fakultas
:
Sekolah Pascasarjana
×
Halaman Awal
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Halaman Cover
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB I
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB II
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB III
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB IV
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB V
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB Tambahan
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Daftar Pustaka
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Lampiran
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.