Pisang (Musa acuminata L.) merupakan buah tropis yang sangat diminati karena rasanya, gizinya, dan harganya relatif terjangkau. Budidaya pisang secara konvensional dengan bonggol anakan menghasilkan sedikit bibit, waktunya lama, tidak seragam, dan belum jaminan bebas penyakit. Kendala tersebut dapat diatasi dengan teknik kultur jaringan sehingga dapat memproduksi bibit secara massal serta seragam dalam waktu pendek dan tahan terhadap penyakit. 
Penelitian bertujuan untuk mengkaji interaksi pemberian IAA dan air kelapa terhadap pertumbuhan tanaman pisang cavendish pada media MS, mendapatkan konsentrasi IAA terbaik pada media MS dalam subkultur pisang cavendish, mendapatkan dosis air kelapa terbaik pada media MS dalam subkultur pisang cavendish. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Bioteknologi Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta pada April–Oktober 2021. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor perlakuan. Faktor pertama yaitu konsentrasi IAA (0; 0,05; 0,75; dan 1 ppm), Faktor kedua yaitu konsentrasi air kelapa (200, 225 , dan 250 ml.l-1). Dengan demikian terdapat 12 kombinasi perlakuan dan setiap perlakuan diulang tiga kali, sehingga total ada 36 satuan percobaan. Variabel pengamatan meliputi waktu muncul tunas, jumlah tunas, tinggi tunas, waktu muncul daun, jumlah daun, waktu muncul akar, jumlah akar, panjang akar. Analisis data yang digunakan menggunakan analisis ragam (Anova) dengan uji F pada taraf 5%, dan apabila terdapat beda nyata dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.
Hasil penelitian menunjukkan interaksi IAA dan air kelapa tidak berpengaruh nyata terhadap waktu muncul tunas, jumlah tunas, tinggi tunas, waktu muncul daun, jumlah daun, waktu muncul akar, jumlah akar, dan panjang akar pisang Cavendish. IAA 0,5 ppm merupakan perlakuan terbaik terhadap waktu muncul akar pisang Cavendish. Air kelapa 200 ml.l-1 merupakan perlakuan terbaik terhadap waktu muncul tunas pisang cavendish.