×
Salah satu upaya yang dilakukan oleh petani untuk meningkatkan hasil pertanian adalah menggunakan pupuk anorganik dengan dosis yang tinggi. Penggunaan pupuk anorganik dalam jangka waktu yang panjang akan menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan maupun kesehatan manusia. Untuk mengurangi penggunaan pupuk anorganik ada alternatif yang dapat digunakan yaitu menggunakan pupuk hayati dengan memanfaatkan mikroorganisme seperti jamur fungsional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi jamur fungsional dari penggunaan lahan sawah, hutan, kebun sayur, dan permukiman di wilayah lereng barat Gunung Lawu. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif eksploratif dan eksperimen di rumah kaca. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2022 sampai dengan Februari 2023. Pengambilan sampel tanah dilakukan di lereng barat Gunung Lawu, Kabupaten Karanganyar dan analisis laboratorium dilakukan di Laboratorium Biologi dan Bioteknologi Tanah serta Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret. Karakterisasi molekuler isolat jamur yang ditemukan dilakukan di PT. Genetika Science. Uji potensi konsorsium jamur sebagai biofertilizer dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret. Hasil isolasi jamur dari empat penggunaan lahan di lereng barat Gunung Lawu diperoleh empat spesies jamur yaitu pada lahan sawah (LS) terdapat spesies jamur Aspergillus ibericus dan Aspergillus flavus, pada lahan hutan (LH) terdapat spesies jamur Aspergillus sp., Aspergillus ibericus, Aspergilus aculeatus, dan Aspergillus flavus, pada lahan kebun sayur (LY) dan lahan pemukiman (LP) terdapat spesies jamur Aspergilus aculeatus dan Aspergillus flavus. Hasil uji potensi konsorsium jamur sebagai biofertilizer menunjukkan bahwa perlakuan konsorsium jamur lahan hutan (LH) memiliki kemampuan paling baik dalam meningkatkan pH tanah hingga 6,83 (5,6% lebih tinggi dari kontrol) dan K-Tersedia hingga 0,30 me/100g (42,9% lebih tinggi dari kontrol). Perlakuan konsorsium jamur lahan hutan (LH) juga memberikan rerata hasil yang paling baik pada tinggi tanaman yaitu mencapai 27 cm (35% lebih tinggi dari kontrol) dan berat kering mencapai 0,42 gram (50% lebih tinggi dari kontrol) pada tanaman pakcoy (Brassica rapa L), sedangkan konsorsium jamur lahan kebun sayur (LY) mampu meningkatkan kandungan N-Total hingga 0,12% (33,3% lebih tinggi dari kontrol) dan P-Tersedia hingga 2,55 mg/kg (18,1% lebih tinggi dari kontrol).