Meria merupakan jamu berbentuk serbuk sebagai minuman kesehatan. Produk ini berbahan dasar serbuk bunga kamboja (Plumeria sp.) dengan tambahan ekstrak kayu manis (Cinnamomum verum) dan ekstrak madu. Produk ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada tubuh konsumen sebagai antibiotik dan membantu mencegah rematik. Proses produksi jamu serbuk ini dimulai dengan persiapan alat dan bahan, penimbangan bahan sesuai resep, mixing seluruh bahan, filling produk, pengecekan kebocoran kemasan, pengemasan sekunder dan pelebelan serta pemasaran. Jamu serbuk Meria diproduksi sebanyak 40 bungkus dengan masing-masing berat 7 gram. Harga per sachet produk Meria adalah Rp 5.000,00. Berdasarkan uji organoleptik produk Meria didapatkan hasil bahwa produk memiliki rasa asam dan sedikit manis, berwarna coklat tua, beraroma kuat dan tajam serta memiliki tekstur halus. Uji Preferensi produk Meria menunjukkan hasil 52 % responden Sangat Suka, 31 % responden Suka, dan 17 % responden Tidak Suka. Biaya Total yang dikeluarkan sebesar Rp 170.410,-. Penerimaan yang diperoleh dalam penjualan sebesar Rp 200.000,-. Keuntungan yang didapat Rp 29.590,-.
Strategi pemasarannya melalui media sosial seperti Instagram dan Whatsapp serta melalui pemasaran secara langsung dari mulut ke mulut. Berdasarkan analisis kelayakan usaha, produk Meria layak untuk dikembangkan dan diusahakan karena memiliki R/C Ratio 1,17 > 1, B/C Ratio 0,17 > 0. BEP Unit sebesar 7 yang artinya jumlah minimal produk yang harus diproduksi dan harus dijual agar memperoleh titik impas adalah sebesar 7 unit. BEP penerimaan sebesar Rp 33.483,- Artinya, jumlah uang hasil penjualan produk Meria yang perlu diterima agar mencapai titik impas yaitu sebesar Rp 33.483,-. BEP harga sebesar Rp. 4.260,25 Artinya, harga penjualan produk Meria yang harus ditetapkan agar mencapai titik impas yaitu sebesar Rp 4.260,25.