Away days menjadi sebuah budaya di kalangan suporter Persis Solo. Sebagian suporter menjual dan menggadai barang untuk akomodasi away days. Di dalam suporter sepak bola terdapat transaksi ekonomi. Permasalahannya suporter yang membeli dan menggadai tidak membutuhkan. Penelitian ini bertujuan menjabarkan motif suporter Persis Solo membeli dan menggadai tapi tidak membutuhkan. Metode penelitain yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data melalu wawancara dan observasi. Pengambilan informan menggunakan purposive sampling. Diidentifikasi bahwasanya di dalam kelompok suporter Persis Solo tidak hanya mendukung tim sepak bola tapi juga transaksi ekonomi. Pembeli dan penggadai tidak membutuhkan barangnya karena hanya sekedar membantu teman. Transaksi ekonomi didasari oleh rasa trust. Proses transaksi melibatkan jaringan sosial yang sudah dibangun. Suporter menganggap teman itu sebuah keluarga atau "saudara se-Persis". Interaksi berulang-ulang menumbuhkan solidaritas dan sinergi. Penelitian ini bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mendalami konsep keterlekatan di suporter lainnya karena setiap suporter sepak bola mempunyai karakteristik berbeda.