Ekstrak sambiloto mengandung senyawa andrografolida, berhubungan dengan mekanisme kerjanya sebagai antioksidan dalam menangkal radikal bebas. Studi ini meneliti upaya pemanfaatan senyawa antioksidan dalam ekstrak sambiloto sebagai obat oral. Pada eksperimen ini, ekstrak sambiloto disintesis menggunakan teknik electrospinning dengan perlakuan variasi parameter fisis, yaitu laju tegangan dan laju alir. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi tegangan dan laju alir terhadap diameter dan keseragaman serat, gugus fungsional, kristanilitas, sudut kontak, dan kelarutan dari serat nano ekstrak sambiloto sebagai obat oral, serta membuat dan memvalidasi buku pengayaan materi listrik statis. Larutan prekusor ekstrak sambiloto pada konsentrasi terkontrol diberi perlakuan dengan variasi tegangan 13kV, 15kV, 17kV dan variasi laju alir 0,3mL/Jam, 0,5 mL/Jam, dan 0,8 mL/Jam. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa, serat nano ekstrak sambiloto berhasil disintesis dengan rata-rata diameter  530 nm, 610 nm dan 638 nm pada variasi tegangan, serta  530 nm, 661 nm, dan 704 nm pada variasi laju alir. Puncak karakteristik pada bilangan gelombang 3325 cm-1 dan ~1730 cm-1 membuktikan bahwa pasta sambiloto berhasil dimuatkan, puncak bilangan gelombang 1745 cm-1 dan 1645 cm-1 adalah senyawa alkaloid dan flavonoid. Hasil uji XRD sampel serat nano PVA-ES berfase amorf pada sudut  sebesar dan . Serat nano eksrtak sambiloto memiliki kelarutan lebih baik dengan nilai sudut kontak sebesar 50,679º. Sementara itu, pembuatan buku pengayaan mendapatkan nilai validasi akhir sebesar 96%, yang bermakna bahwa buku pengayaan sangat valid.