×
Bagi sebagian besar penduduk dunia, beras merupakan makanan pokok dan produk pangan pertanian yang penting. Tidak dapat disangkal bahwa semakin banyak orang yang mengonsumsi beras secara global. Perkiraan menunjukkan bahwa pada tahun 2050, akan ada 9,7 miliar orang memerlukan beras untuk konsumi, naik dari 8,5 miliar orang pada tahun 2030. Rata-rata jumlah konsumsi beras adalah 76,9 kg/tahun secara global. Di benua Asia, konsumsi nasi merupakan salah satu makanan terpopuler di seluruh dunia pada tahun 2019–2021. Salah satu industri yang memerlukan fokus lebih besar adalah pertanian karena selain menghasilkan pangan yang cukup untuk memenuhi permintaan, pertanian juga harus menghadapi permasalahan konversi lahan yang tentunya berdampak pada jumlah produksi dan pendapatan bagi para petani. Lokasi penelitian ini ada di Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan usahatani modern dan konvensional, perbedaan pendapatan petani serta mengetahui faktor yang memengaruhi pendapatan petani. Dalam penelitian ini digunakan analisis regresi linier berganda dan analisis Revenue Cost Ratio (R/C). Hasil penelitian didasarkan pada pengujian R/C pada biaya eksplisit dan R/C pada total biaya yang memberikan nilai > 1. Hal ini menunjukkan bahwa usaha berhasil atau layak untuk dijalankan. Faktor independen (luas lahan, biaya tenaga kerja, biaya pestisida, biaya pupuk, biaya benih, pengalaman petani, dan keanggotaan KUBE) secara bersama berpengaruh pada pendapatan. Secara individu, biaya tenaga kerja, luas lahan, pupuk, dan pengalaman petani tidak berpengaruh terhadap pendapatan. Variabel keanggotaan KUBE dan biaya pestisida secara individu berpengaruh terhadap pendapatan. Terdapat perbedaan pendapatan antara petani modern dengan konvensional.