×<p>Saat ini tingkat kepercayaan masyarakat terhadap polisi terus mengalami penurunan. Hasil survey yang dilakukan oleh Lembaga Survey Indonesia pada tahun 2019 mengatakan bahwa tingkat ketidakpercayaan masyarakat terhadap penegak hukum berada di angka 56 persen, sedangkan 29,8 persen menyatakan puas. Hal itu mendorong rasa ingin tahu peneliti akan bagaimana citra polisi yang terbentuk di masyarakat. Belum lagi di era digital ini media sosial memiliki pengaruh yang cukup besar dalam membentuk citra polisi. Akun @txtdrberseragam adalah sebuah akun Twitter yang berisikan beragam berita, keluhan, serta kekesalan terhadap oknum berseragam, salah satunya polisi. Peneliti melihat adanya indikasi bahwa keberadaan akun tersebut turut mempengaruhi citra kepolisian. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu bagaimana proses kultivasi yang terjadi pada akun @txtdrberseragam terhadap citra polisi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode campuran (mixed) dengan teknik observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Obyek dari penelitian ini adalah akun Twitter @txtdrberseragam, sedangkan yang menjadi subyek adalah seluruh pengikutnya yang berjumlah sekitar 1,2 juta orang. Sample yang digunakan adalah 68 konten (tweet dan retweet) akun @txtdrberseragam pada bulan Juni 2023 dan 10 orang pengikut akun tersebut yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Peneliti menggunakan paradigma konstruktivisme untuk mencari kemungkinan realitas yang ada serta memahami bagaimana proses interpretasi seseorang mengenai suatu hal. Hasil dari penelitian ini adalah fakta akan terbentuknya realitas subyektif di mata masyarakat yang memandang polisi sebagai sosok yang buruk. keberadaan akun Twitter @txtdrberseragam mempengaruhi persepsi masyarakat secara langsung melalui terpaan media yang terjadi. Selain itu terdapat faktor lain seperti sumber informasi, konstruksi pesan, durasi mengonsumsi konten, dan pengalaman pribadi yang juga turut mempengaruhi terbentuknya realitas subybektif yang ada.</p>