Penggunaan pewarna sintetis selain memiliki dampak buruk bagi lingkungan, berpotensi tinggi mengganggu kesehatan manusia. Pewarna sintetis seperti methyl orange (MO), phenolphthalein (PP) dan bromothymol blue (BB) sering digunakan pada laboratorium kimia. Pewarna tersebut disebut juga sebagai indikator pH, karena fungsinya yang dapat berubah warna seiring dengan perubahan nilai pH. Indikator pH juga tersedia dalam bentuk kertas strip yang disebut kertas pH atau kertas indikator universal. Sesuai dengan namanya, kertas pH akan berubah warna saat diberikan larutan asam atau basa karena adanya perbedaan nilai pH. Kertas ini mudah untuk digunakan dan juga didapatkan, namun kemudahan tersebut dapat memicu penggunaan berlebih sehingga menimbulkan limbah kimia berbahaya. Limbah kimia berbahaya dari pewarna sintetis seperti MO, PH, dan BB berpotensi menyebabkan berbagai macam masalah lingkungan dan kesehatan. Atas urgensi tersebut, diperlukan indikator asam-basa yang ramah lingkungan untuk mengurangi potensi paparan berbahaya dari pewarna sintetis.

Antosianin pada ubi jalar ungu berpotensi menjadi alternatif indikator asam- basa sintetis, karena kemampuannya untuk berubah warna pada nilai pH berbeda dan juga kadarnya yang relatif tinggi yaitu mencapai 182 mg/100gr berat ubi jalar ungu segar (Laveriano-Santos et al., 2022). Pada kondisi asam, warna antosianin cenderung merah, netral berwarna ungu, dan basa berwarna biru. Ubi jalar ungu mudah ditemui di Indonesia, pemanfaatannya sejauh ini sebagai bahan makan pokok, tepung, kue, dan pewarna alami. Kulit dan ampasnya umum ditemui sebagai limbah dari industri makanan dan pembuatan tepung ubi jalar ungu, sehingga untuk mengurangi kemungkinan limbah yang ada, potensi kulit dan ampasnya ditinjau lebih lanjut sebagai indikator asam-basa.

Tugas Akhir ini berfokus pada pemanfaatan ubi jalar ungu sebagai indikator asam-basa dalam bentuk kertas strip. Variabel bahan ekstrak yang digunakan meliputi kulit, daging, dan ampas ubi ungu. Variabel kertas yaitu kertas saring dan HVS. Ekstrak digunakan untuk menentukan kadar antosianin dan merendam kertas. Kertas hasil rendaman diuji dengan larutan asam-basa dan menunjukkan perubahan warna paling signifikan pada variabel daging ubi jalar ungu, diikuti dengan kulit dan ampas. Penentuan kadar antosianin dari hasil absorbansi UV-Vis Spektrofotometer membuktikan bahwa perubahan warna yang relatif signifikan pada variabel daging ubi jalar ungu, karena kandungan antosianin yang tinggi dibandingkan dengan variabel kulit dan ampas. Variabel kertas saring memiliki struktur yang lebih kokoh dibandingkan kertas HVS, sehingga lebih mudah dalam pengaplikasian. Perhitungan Analisa ekonomi berdasarkan penggunaan bahan baku kulit ubi jalar ungu. Hal tersebut dapat menurunkan biaya produksi namun kualitas produk tetap sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.