×
China merupakan negara yang melaksanakan diplomasi publiknya dengan banyak negara, salah satunya Australia. Dalam strategi pelaksanaan diplomasi publik terhadap Australia, China telah mengalami perubahan yang signifikan, salah satunya disebabkan oleh narasi strategis China yang juga mengalami perubahan, menjadi lebih aktif dan asertif. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perubahan strategi diplomasi publik China pada tahun 2016-2023 dengan menggunakan konsep Strategic Narratives oleh Alister Miskimmon, Ben O'loughlin dan Laura Roselle, China’s model of public diplomacy oleh Kejin Zhao, dan konsep diplomacy public contests in Asia oleh Caitlin Byrne tentang narasi strategis dan strategi diplomasi publik China. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Proses pengumpulan data menggunakan teknik studi pustaka melalui sumber seperti buku, jurnal, artikel, maupun data dari website resmi dari instansi terkait. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, perubahan narasi strategis China, terutama yang terjadi sejak tahun 2018 ketika Presiden Xi Jinping melalui China’s Communist Party atau CCP mengeluarkan arahan bagi diplomasi publik China dari ‘listening’ menjadi ‘telling.’ Hal tersebut kemudian mendorong perubahan bagi strategi diplomasi publik China terhadap Australia, dengan aktor-aktor Kementerian Luar Negeri China menjadi lebih vokal dalam mengeluarkan pernyataan tegasnya terhadap Australia dan mendorong pemerintah China untuk memanfaatkan economic statecraft dalam melaksanakan diplomasi publiknya. Pernyataan dan tindakan tegas dari aktor-aktor tersebut kemudian memunculkan istilah 'wolf-warrior diplomacy' China terhadap Australia, yang dalam penelitian ini terutama mengacu kepada pernyataan-pernyataan agresif aktor-aktor Kementerian dan Kedutaan Besar China terhadap Australia.