×
Krisis petani muda di sektor pertanian dan dominannya petani tua memiliki konsekuensi terhadap pembangunan sektor pertanian berkelanjutan, khususnya terhadap produktivitas pertanian, daya saing pasar, kapasitas ekonomi perdesaan, dan akan mengancam ketahanan pangan serta keberlanjutan sektor pertanian. Hal ini berbeda seiring dengan berjalannya waktu, pandangan pemuda tani di Kecamatan Pulung pada sektor usahatani mulai berubah, didukung oleh teknologi pertanian saat ini yang memungkinkan bertani tanpa harus terjun di kebun/ladang. Dukungan keluarga dapat mempengaruhi minat pemuda untuk terjun di dunia pertanian khususnya menjadi petani. Selain karena adanya dukungan dukungan keluarga, pemuda juga memiliki keinginan untuk dapat meneruskan profesi yang saat ini sedang diemban oleh orang tua. Dalam rangka mempertahankan pertanian keluarga, penting bagi orang tua untuk merencanakan transfer pertanian keluarga ke generasi berikutnya. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan minat generasi muda untuk melanjutkan pekerjaan di sektor pertanian, (2) menganalisis kondisi faktor internal (umur, pendidikan, motivasi) dan eksternal (terpaan media sosial, peran orang tua, dukungan pemerintah, kegiatan penyuluhan) generasi muda, dan (3) menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi minat generasi muda untuk meneruskan usahatani keluarga. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara Proportional Random Sampling dengan jumlah responden 43 generasi muda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat generasi muda yang meliputi komponen kesenangan, ketertarikan, dan keterlibatan untuk meneruskan usahatani keluarga di Kecamatan Pulung secara keseluruhan sudah berada pada kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa generasi muda memiliki rasa senang dan antusias untuk mengembangkan sistem pertanian supata menghasilkan produk yang lebih baik dan banyak, responden juga memiliki kecenderungan memiliki ketertarikan yang lebih terhadap hal-hal yang berkaitan dengan usahatani, selain itu responden juga mampu dan mau terlibat untuk melakukan hal-hal yang berkaitan dengan usahatani tanpa adanya perintah atau paksaan dari pihak luar. Hasil analisis faktor-faktor pembentuk minat generasi muda meliputi umur, pendidikan, kosmopolitan, motivasi, terpaan media sosial, peran orang tua, dukungan pemerintah, dan kegiatan penyuluhan. Hasil analisis pengaruh antara variabel independen yaitu umur, pendidikan, motivasi, peran orang tua adalah signifikan terhadap variabel dependen yaitu minat generasi muda. Hasil analisis pengaruh antara variabel independen yaitu kosmopolitan, terpaan media sosial, dukungan pemerintah, dan kegiatan penyuluhan adalah tidak signifikan terhadap variabel dependen yaitu minat generasi muda.