Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji proses difusi inovasi aplikasi Simpeldesa di Kalurahan Sambirejo dengan fokus pembahasan pada peran agen perubahan yang dilakukan oleh PT Hannan Idea Indonesia. Dalam konteks perkembangan teknologi di pedesaan, difusi inovasi berperan penting dalam penguatan pelayanan publik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, teknik pengumpulan data melalui dokumentasi dan wawancara mendalam, data diuji menggunakan teknik triangulasi sumber kemudian dianalisis menggunakan model analisis interaktif Miles dan Huberman. Teori difusi inovasi milik Everett M. Rogers digunakan untuk memahami dinamika penyebaran aplikasi Simpeldesa. Dalam teori ini, peran agen perubahan diidentifikasi sebagai fasilitator adopsi inovasi bagi masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi Simpeldesa memenuhi karakteristik inovasi yang dapat diterima masyarakat dengan respon positif terhadap fitur yang ditawarkan. Meskipun saluran interpersonal dominan digunakan, namun penyebaran aplikasi Simpeldesa memakan waktu tiga tahun karena terhambat pandemi COVID-19. Sistem sosial yang terlibat yakni inovator, pengadopsi awal, mayoritas awal, dan mayoritas akhir. Peran agen perubahan yang paling dominan dilakukan oleh PT Hannan Idea Indonesia adalah menganalisis masalah klien dan membangun hubungan pertukaran informasi. Peran agen perubahan lainnya sudah dilakukan PT Hannan Idea Indonesia, namun masih belum maksimal jika melihat dampaknya di masyarakat. Faktor yang paling berperan dalam kesuksesan PT Hannan Idea Indonesia dalam proses difusi aplikasi Simpeldesa di Kalurahan Sambirejo adalah empati terhadap klien dengan latar belakang agen perubahan yang juga merupakan aktor di desa, upaya membentuk derajat kesamaan dengan klien melalui bantuan asisten agen perubahan yang berasal dari perangkat desa setempat, dan membangun kredibilitas di mata klien melalui kerjasamanya dengan PT Telkom Indonesia.