×
Indonesia adalah salah satu negara penghasil rempah dan bumbu masakan terbesar di dunia. Badan Pusat Statistik mencatat bahwa kebutuhan konsumsi rumah tangga terhadap bawang merah di Indonesia pada tahun 2017 sebesar 673,23 ribu ton, kemudian tahun 2018 naik menjadi 731,01 ribu ton, tahun 2019 kembali naik menjadi 750,63 ribu ton. Kebutuhan sempat mengalami penurunan di tahun 2020 yaitu 729,82 ribu ton, namun kembali meningkat di tahun 2021 menjadi 790,63 ribu ton. Melihat dari kebutuhan tersebut, diperlukan upaya sebagai langkah untuk membantu masyarakat Indonesia dalam mencukupi kebutuhan konsumsi bawang merah sekaligus menciptakan usahatani yang berfokus pada budidaya bawang merah. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan budidaya bawang merah menggunakan media polybag sekaligus mengetahui cara pemasaran hasil panen hingga melaksanakan analisis usahatani. Budidaya bawang merah dengan media tanam polybag dilaksankan dengan tahapan yang dimulai dari pengolahan tanah, persiapan media tanam dan pembuatan pupuk, pemupukan dan penanaman, penyiraman, penyiangan, hama dan penyakit, panen, dan pemasaran. Hambatan yang dialami selama kegiatan usahatani adalah munculnya serangan hama ulat bawang yang menyebabkan sebagian tanaman bawang merah tidak berkembang dengan maksimal. Strategi penyaluran barang dari produsen ke konsumen akhir atau saluran pemasaran hasil panen bawang merah dimulai dari petani bawang merah/peneliti ke pedagang pengecer lalu pedagang menjualnya kepada konsumen. Analisis usahatani bawang merah dengan media 200 polybag dalam sekali produksi menghasilkan produk sebanyak 25 kg dengan harga jual Rp 20.000/kg, penerimaan sebanyak Rp 500.000, keuntungan sebesar Rp 144.200, R/C Ratio 1,41; B/C Ratio 0,41; BEP Produksi 17,79 kg; BEP penerimaan Rp 63.030, dan BEP harga Rp 14.232/kg. Merujuk pada hasil tersebut, dapat diperoleh kesimpulan bahwa usahatani bawang merah dengan media polybag ini menguntungkan serta layak untuk dikembangkan sebagai suatu usaha.