ABSTRAK Rizal Abdulloh. O0220096. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KETEPATAN PUKULAN SMASH BULU TANGKIS USIA 11-15 TAHUN PB EXOTIC BOYOLALI TAHUN 2024. Skripsi: Fakultas Keolahragaan Universitas Sebelas Maret Surakarta 2024Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Pengaruh metode latihan distributed practice terhadap ketepatan pukulan smash atlet PB Exotic Boyolali usia 11 - 15 tahun; 2) Pengaruh metode latihan massed practice terhadap ketepatan pukulan smash atlet PB Exotic Boyolali usia 11 - 15 tahun; 3) Seberapa besar perbedannya antara metode latihan distributed practice dan massed practice terhadap ketepatan pukulan smash atlet PB Boyolali ulsia 11 - 15 tahun.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan rancangan Pretest Posstest Design ". Subjek penelitian ini berjumlah 20 atlet. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen yakni metode latihan distributed practice dan massed practice, variabel dependen yakni hasil latihan ketepatan smash bulutangkis, seluruh data diperoleh melalui tes dan pengukuran.Tes pukulan smash bulutangkis diambil dari PB. PBSI. Teknik analisis data dengan menggunakan uji perbedaan (t-test) dengan taraf signifikansi a = 0,05.Berdasarkan hasil penelitian dapat menunjukkan bahwa: 1) Ada pengaruh metode latihan distributed practice terhadap ketepatan pukulan smash bulutangkis atlet PB Exotic Boyolali usia 11-15 tahun; 2 Ada pengaruh metode latihan massed practice terhadap ketepatan pukulan smash bulutangkis atlet PB Exotic Boyolali usia 11-15 tahun; 3) Peningkatan hasil kelompok 1 (latihan distributed practice) = 68,182% Kelompok II (latihan massed practice) = 58.974%.Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah: 1) Ada pengaruh metode latihan distributed practice terhadap hasil latihan ketepatan smash bulutangkis atlet PB Exotic Boyolali usia 11-15 tahun; 2) Ada pengaruh metode latihan massed practice terhadap hasil latihan ketepatan smash bulutangkis atlet PB Exotic Boyolali usia 11-15 tahun; 3) Peningkatan prosentase kelompok 1 metode latihan distributed practice sebesar 6,6 dengan persentase 28%. Sedangkan kelompok 2 metode latihan massed practice mengalami peningkatan sebesar 5,4 sebesar 27%.