×
Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu tanaman semusim yang sering digunakan sebagai bahan masakan dan kebutuhannya di Indonesia selalu meningkat sehingga diperlukan penambahan produksi baik ditunjang dengan bahan organik, pemberian zat pengatur tumbuh, rekayasa iklm mikro, maupun penggantian bahan tanam. Bahan tanam yang digunakan oleh petani di Indonesia kebanyakan masih menggunakan umbi produksi sebelumnya yang disinyalir terinfeksi virus sehingga dapat menurunkan hasil, penggantian menggunakan biji atau umbi udara (bulbil) disarankan karena terbebas dari infeksi virus. Tujuan dilaksanakan penlitian yaitu mendapatkan informasi mengenai pengaruh penggunaan BO dan ZPT terhadap hasil, pembungaan, dan pembentukan bulbil. Pelaksanaan penelitian dilakukan di Dukuh Gunungsari, Kelurahan Ngringo, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah pada bulan Januari-Maret 2022. Penelitian ini dilakukan dengan Rancangan Percobaan Split Plot dan pengacakan dilakukan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dua kali ulangan di mana petak utamanya yaitu bahan organik (tanpa bahan organik, pupuk kandang sapi, arang sekam, dan sekam) dan anak petaknya yaitu zat pengatur tumbuh (tanpa zat pengatur tumbuh, GA3 200 ppm, IAA 200 ppm, dan IBA+ 5 g L-1) sehingga dihasilkan 32 satuan percobaan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA), jika terdapat pengaruh yang berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji Least Significant Difference (LSD) taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan organik meningkatkan jumlah dan bobot umbi. Hasil terbaik pada bobot umbi per tanaman yaitu 44,94 g, jumlah umbi per tanaman yaitu 7,90 buah, dan bobot umbi per petak yaitu 269,6 g ialah pada penggunaan bahan organik sekam.