Penulis Utama : Ashfiya Nur Atqiya
NIM / NIP : S222008001
×

Penyesuaian diri pada sebuah lingkungan sangat dibutuhkan seorang individu agar dapat bertahan hidup. Manusia memerlukan berkomunikasi dengan orang lain karena ini adalah sebuah kebutuhan dasar. Seperti halnya kehidupan seorang santri yang tinggal di pondok pesantren bersama santri dan masyarakat di pesantren. Orang-orang yang tinggal di pesantren datang dari banyak budaya. Hal ini pada akhirnya terjadi sebuah komunikasi antarbudaya. Kemampuan komunikasi budaya seseorang mempengaruhi bagaimana seseorang itu berdaptasi atau berakomodasi. Apabila seseorang tidak dapat berakomodasi maka mereka akan keluar dari sebuah lingkungan namun apabila dapat berakomodasi maka seseorang akan tetap bertahan.

Hal ini terjadi di pondok pesantren Al-Muayyad Surakarta yang memiliki santri dari latarbelakang yang berbeda. Ketika santri baru masuk ke dalam pondok pesantren maka dari situlah proses komunikasi dan akomodasi komunikasi dimulai. Santri yang tidak dapat menyesuaikan diri, maka ia akan keluar dari pondok pesantren. Kemampuan seseorang dalam komunikasi dan akomodasi sangat menentukan seberapa lama ia akan beradaptasi. Tidak semua santri memiliki jalan yang mulus dalam proses akomodasi komunikasi. Faktanya ditemukan bahwa santri yang sulit untuk berakomodasi. Kesulitan tersebut menjadikan santri ingin menyerah dan keluar dari pondok pesantren. Penelitian ini melihat bagaimana komunikasi budaya santri dan akomodasi komunikasi santri yang awalnya tidak betah menurut cacatan evalusi santri yang dilaporkan pengurus asrama pondok pesantren menjadi betah di pondok pesantren sehingga tidak terjadi pengunduran diri.

Menggunakan teori utama communication accommodation theory (CAT) yang mengungkapkan bahwa manusia memiliki kecenderungan untuk saling meniru apabila sedang berkomunikasi. Kemudian teori komunikasi antarbudaya sebagai pendukung sehingga dapat menjawab pertanyaan penelitian. Mengambil sampel santri dengan latarbelakang belum pernah menempuh studi di pondok pesantren. Peneliti menggunakan metode penelitian interpretative phenomeolgical analysis (IPA) yang memiliki tujuan untuk menggali makna dari pengalaman, peristiwa dan keadaan tertentu yang dimiliki oleh informan. Dengan pendekatan fenomenologis yang menggali secara mendalam mengenai pengalaman pribadi informan yang unik. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil bahwa santri pada awalnya juga merasakan tidak betah di pondok pesantren akan tetapi dengan manajemen akomodasi komunikasi yang dilakukan oleh santri pada akhirnya para santri dapat bertahan di pondok pesantren. Adapun hambatan komunikasi budaya yang dialami oleh santri adalah perbedaan kebiasaan ketika di pondok pesantren dan di rumah selain itu juga adanya bahasa yang berbeda yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian hasil menunjukkan bahwa akomodasi komunikasi yang dialami oleh santri adalah konvergensi yang dibuktikan dengan adanya penyesuaian diri santri dengan belajar bahasa Jawa, membiasakan diri dengan keadaan dan kegiatan yang ada di pondok pesantren. Kedua hal ini juga merupakan hal yang menjadi culture shock yang dialami oleh santri sehingga dapat menimbulkan kecemasan ketika tinggal di Pondok Pesantren Al-Muayyad Surakarta. Kemudian akomodasi berikutnya adalah divergensi dengan data yang menunjukkan bahwa adanya kebiasaan dari asalnya yang masih dipakai oleh santri yaitu menggunakan logat dan bahasa daerah asalnya ketika berbicara dengan teman yang berasal dari daerah yang sama. Aspek selanjutnya adalah akomodasi berlebihan yang ditunjukkan dengan adanya keputusasaan santri ketika berbicara dengan orang lain sehingga memilih untuk meninggalkan percakapan ketika dialek bicaranya ditirukan orang lain dan mendapatkan respon yang buruk dari orang lain. Meskipun ada perbedaan budaya dan hambatan komunikasi antarbudaya, peneliti melihat bahwa akomodasi santri telah berhasil sesuai tujuan yaitu santri lebih mudah memahami pesan yang disampaikan dan memunculkan identitas bersama yaitu santri Pondok Pesantren Al-Muayyad Surakarta. Hal ini menjadikan santri dapat bertahan di pondok pesantren.

×
Penulis Utama : Ashfiya Nur Atqiya
Penulis Tambahan : 1. ASHFIYA NUR ATQIYA
NIM / NIP : S222008001
Tahun : 2023
Judul : MANAJEMEN AKOMODASI KOMUNIKASI DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA
Edisi :
Imprint : Surakarta - Fak. ISIP - 2023
Program Studi : S-2 Ilmu Komunikasi (Teori dan Penelitian)
Kolasi :
Sumber :
Kata Kunci : Akomodasi Komunikasi, Komunikasi Antarbudaya, Santri, Remaja, Pendidikan
Jenis Dokumen : Tesis
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Prof. Drs. H. Pawito, Ph D
2. Prof. Dr. Andrik Purwasito, DEA
Penguji : 1. Drs. Ign. Agung Satyawan, SE, S.Ikom., M.Si., Ph.D.
2. Dr. Andre Rahmanto, S.Sos., M.Si.
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. ISIP
×
Halaman Awal : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Halaman Cover : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB I : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB II : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB III : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB IV : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB V : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB Tambahan : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Daftar Pustaka : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Lampiran : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.