Penulis Utama : Adi Winata
NIM / NIP : I0420002
×

Fraktur tulang menjadi penyebab terbanyak ke-empat dari cedera di Indonesia. 
Solusi untuk penanganan fraktur tulang adalah dengan menggunakan sekrup tulang. 
Sekrup tulang pada umumnya terbuat dari material kobalt kromium, stainless steel, 
dan titanium. Kekurangan dari sekrup implan dengan material logam adalah tidak 
dapat terdegradasi oleh tubuh sehingga perlu dilakukan operasi pasca 
penyembuhan. Sebagai upaya mengatasi kekurangan tersebut, dikembangkan 
material biokomposit Nano-HA/Ferrum/Shellac yang diperkuat serat cantula 
sebagai material sekrup tulang terdegradasi dalam tubuh. Biokomposit ini 
memenuhi kriteria sebagai material implan karena memiliki sifat mekanik dan bio-kompatibilitas yang baik. Serat cantula merupakan serat alami yang memiliki sifat 
mekanik yang tinggi dan berperan sebagai penguat dalam komposit. Pengujian 
dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan fraksi volume serat cantula 
terhadap nilai kuat tekan, nilai kekerasan, dan densitas biokomposit. Variasi fraksi 
volume serat cantula yang digunakan adalah 0%, 10%, 20%, dan 30%. Hasil 
pengujian menunjukkan bahwa seiring dengan penambahan fraksi volume serat 
cantula, nilai kuat tekan komposit meningkat. Namun, nilai kekerasan dan densitas 
komposit menurun. Nilai kuat tekan tertinggi diperoleh pada variasi 30?ngan 
nilai 106,45 MPa. Nilai kekerasan dan densitas tertinggi diperoleh pada variasi 0% 
dengan nilai 38,34 BHN dan 5,74 g/cm3
.
Kata kunci: Fraktur, implan, serat cantula, komposit, material