Penulis Utama : Sutrisno
NIM / NIP : T201808009
×

RINGKASAN DISERTASI

Kelompok Pemuka agama Buddha Sangha Mahayana Indonesia merupakan kelompok yang menjadi wadah perkumpulan Bhikhu dan Bhikhuni tradisi Mahayana yang ada di Indonesia. Kelompok Sangha Mahayana Indonesia didirikan pada tahun 1978 di Vihara Buddha Murni Sumatra Utara yang di Prakarsai oleh 12 Orang Bhikhu dan Bhikhuni Tradisi Mahayana. Perkembangan kelompok Sangha Mahayana yang memiliki sistem Hierarki yang kuat dimana Bhikhu yang memiliki masa Wasa atau masa pelatihan yang lebih lama menempati posisi Puncak pimpinan dalam kelompok tersebuit. Kelompok Pemuka agama Buddha Sangha Mahayana Indonesia dengan sistem yang demikian acapkali memiliki kecenderungan terbentuknya pemikiran kelompok (Groupthink) yang berkembang dalam kelompok tersebut.

Penelitian ini mencoba menemukan kebaharuan berkaitan dengan Pemikiran kelompok (Groupthink) yang terjadi dalam kelompok Pemuka agama Buddha Sangha Mahayana Indonesia dengan menggunakan teori utama GroupthinkIrving L. Janis 1972 yang melihat bagaimana lemahnya keputusan kelompok dan miskinnya ide dalam kelompok ketika terjadi pemikiran kelompok. Keputusan yang lemah dan Miskin akan ide ini terbentuk ketika kecenderungan pemikiran kelompok terjadi. Kecenderungan pemikiran kelompok ditandai dengan munculnya Kohesivitas yang tinggi,kesalahan structural dalam kelompok dan situasi provocative dalam kelompok. Lebih lanjuta ketika kecenderungan kelompok telah terbentuk maka akan terdapat symptom yang semakin memperjelas terjadinya Groupthinkdalam kelompok, ada delapan symptom pemikiran kelompok yaitu: pertama Ilusi kekebalan kelompok hal ini ditandai dengan kepercayaan anggota kelompok dan juga pemikiran kelompok bahwa kelompoknya adalah yang terbaik. Symptom yang kedua adalah rasionalisasi bersama yang terbangun dalam kelompok. Symptom yang ketiga adalah kepercayaan akan moralitas dalam kelompok, setiap anggota memiliki kepercayaan bahwa dalam anggota kelompok memiliki moralitas yang baik. Symptom yang ke empat adalah stereotipe yang ditujukan baik untu kelompok ataupuin pimpinan kelompok yang berasal dari luar kelompok.

Lebih lanjut symptom yang ke lima adalah tekanan dalam kelompok berkaitan dengan penyampaian ide dan gagasan pemikiran dalam kelompok. Symptom yang ke enam adalah ilusi kebulatan suara dalam kelompok yang beranggapan bahwa keputusan merupakan yang terbaik dan sesuai dengan suara atau kesepakatan bersama dalam kelompok. Symptom yang ketujuh adalah sensor diri yang muncul dari anggota kelompok hal ini ditunjukan dengan rasa enggan dan kecenderungan kelompok untuk menarik diri ketika memberikan ide dan pemikiran serta gagasan dalam kelompok. Symptom yang terakhir adalah pemikiran menjaga dimana dalam diri anggota memiliki pemikiran yang sama untuk menjaga eksistensi dan nama baik kelompok. Dampak negative dari terjadinya pemikiran kelompok ditandai dengan adanya keterbatasan alternataive pilihan keputusan, pemikiran kritis yang rendah, kegagalan memeriksa pilihan alternative dalam kelompok, kurangnya pendapat ahli eksternal kelompok, bias seleksi informasi dalam kelompok dan tidak adanya perencanaan dalam kondisi darurat.

Penelitian ini bertujuan menemukan bagaimana pengelolaan dampak negative pemikiran kelompok yang terjadi dalam kelompok pemuka agama Buddha sangha Mahayana Indonesia, dengan memfokuskan pada: Memberikan gambaran dan Pemahaman serta mengidentifikasi secara utuh berkaitan dengan kecenderungan kelompok yang mengarah pada pemikiran kelompok (Groupthink). Memberikan gambaran serta pemahaman berkaitan dengan gejala yang membentuk terjadinya pemikiran kelompok (Groupthink) yang terjadi pada kelompok pemuka agama Buddha Sangha Mahayana Indonesia. Memberikan gambaran dan pemahaman berkaitan dengan resiko dan kondisi kelompok yang terjadi Ketika pemikiran kelompok (Groupthink) terjadi dalam kelompok Pemuka agama Buddha Sangha Mahayana Indonesia. Memberikan gambaran dan pemahaman akan solusi yang ditawarkan berkaitan dengan pengelolaan pemikiran kelompok (Groupthink) pada kelompok Pemuka Agama Buddha untuk menjaga eksistensi kelompok Sangha Mahayana Indonesia.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian studi kasus tunggal penelitian dilakukan dalam kelompok pemuka agama Buddha sangha Mahayana Indonesia. Lokasi penelitian meliputi wilayah Jakarta dan beberapa wilayah lain seperti Lampung, Kalimantan dan juga jawa tengah yang terdapat Bhikhu dan Bhikhuni tradisi Mahayana yang menjadi anggota kelompok Sangha Mahayana Indonesia. Untuk dapat menemukan terbentuknya pemikiran kelompok dalam sangha Mahayana Indonesia penelitian ini mengambil 10 informan yang terdiri dari 8 informan utama dan 2 informan pendukung. Dalam pemilihan informan digunakan pemilihan informan berdasarkan purposive sampling dimana peneliti mempercayai bahwa informan mengetahui dengan baik permasalahan yang menjadi kunci utama dalam penelitian. Berkaitan dengan kesahihan data dilakukan dengan validitasi data dengan menggunakan Triangulasi sumber data, serta reliabilitas penelitian dengan mendokumnetasikan tahapan dan prosesdur penelitian, dalam penelitian ini juga menerapkan protocol yang baik berkaitan dengan protocol penelitian yang disesuaikan. Studi kasus tunggal digunakan dengan dasar untuk melihat, memahami dan menjelaskan bagaimana Groupthink dalam kelompok pemuka agama Buddha Sangha Mahayana Indonesia dan bagaimana pengelolaan Groupthink komunikasi dalam memberikan solusi dan meminimalkan dampak Groupthink. Informan dalam penelitian adalah pemuka agama Buddha yang terdiri dari Bhikhu dan Bhikhuni anggota kelompok Sangha Mahayana Indonesia.

 Dalam penelitian ini menemukan Indetifikasi kecenderungan terjadinya Groupthink dalam kelompok pemuka agama Buddha sangha Mahayana ditandai dengan adanya Tendency pemikiran kelompok, identifikasi pertama yang muncul dalam kelompok Pemuka agama Buddha sangha Mahayana Indonesia adalah adanya Kohesivitas yang Tinggi, kohesivitas yang tinggi dalam kelompok diwujudkan dengan adanya hubungan kekeluargaan yang baik, sistem Hierarki yang mengikat,hubungan Kalyana Mitra yang terbangun dalam kelompok serta adanya hubungan timbal balik dan saling tergantung dalam kelompok. Tendency yang kedua adalah adanya kesalahan structural dalam kelompok, kesalahan Structural yang terjadi dalam kelompok sangha Mahayana Indonesia terbentuk dengan adanya gap hubungan antar anggota dan pimpinan kelompok, hubungan kedekatan antara anggota dengan pimpinan kelompok, serta adanya sikap egois yang berkembang dalam kelompok. Tendency yang ketiga yang menunjukan pemikiran kelompok terjadi dalam kelompok sangha Mahayana adalah adanya situasi provocative yang terjadi dalam kelompok Pemuka agama Buddha sangha Mahayana Indonesia, Kondisi ini ditandai dengan adanya pendapat dominan pimpinan kelompok.

Dalam penelitian disertasi ini juga menemukan symptom Groupthink yang terjadi dalam kelompok sangha Mahayana Indonesia. Symptom yang terjadi dalam kelompok pemuka agama Buddha sangha Mahayana Indonesia yang pertama adalah ilusi kekebalan kelompok, hal ini ditujukan dengan adanya kepercayaan yang terbangun dalam kelompok seperti pernyataan yang menunjukan adanya tingkat kesolitan kelompok, eksistensi kelompok dan juga kepercayaan akan tradisi yang kuat dalam kelompok. Symptom yang kedua yang muncul dalam temuan penelitian ini adalah adanya rasionalisasi bersama dalam kelompok, hal ini ditunjukan dengan adanya dominan pemikiran pimpinan yang menjadi acuan dalam pengambilan keputusan kelompok dan juga pengambilan keputusan bersama yang terbentuk dalam kelompok pemuka agama Buddha sangha Mahayana Indonesia. Symptom yang ketiga yang muncul dalam temuan adalah kepercayaan akan moralitas dalam kelompok temuan menunjukan keyakinan bahwa dalam kelompok sangha Mahayana Indonesia memiliki moralitas yang baik. Symptom yang keempat yang muncul dalan penelitian menunjukan adanya stereotipe yang diberikan oleh kelompok lain diluar kelompok sangha Mahayana Indonesia, ketika menilai kelompok sangaha Mahayana Indonesia maka penilaian menunjukan hal yang baik seperti kelompok yang solid, memiliki banyak penyokong dan kelompok yang kental akan tradisi Mahayana, ketika penilaian yang ditujukan kepada sosok pimpinan kelompok maka ditemukan penilaian bahwa pimpinan memiliki kecenderungan Otoriter, tidak menjalankan komunikasi dengan baik dan cenderung bersifat materialistis. Symptom yang kelima menunjukan adanya tekanan dalam kelompok, dalam penelitian ini menunjukan perbedaan dengan teori pemikiran kelompok khususnya symptom tekanan dalam kelompok, dalam kelompok sangha Mahayana tidak ditemukan adanya tekanan kelompok yang berkaitan dengan penyampaian pendapat dan juga gagasan dalam kelompok setiap anggota diberikan kesempatan yang sama dalam memberikan ide serta gagasan dalam kelompok. Symptom yang selanjutnya yang muncul dalam temuan penelitian adalah adanya ilusi kebulatan suara yang muncul dalam kelompok, hal ini ditunjukan dalam temuan penelitian dengan adanya sistem pengambilan keputusan dengan bersama-sama melalui mekanisme yang telah disepakati bersama. Symptom yang ketujuh adalah sensor diri dari anggota kelompok, hal ini ditujukan dengan rasa enggan dari kelompok untuk mengemukakan pendapat dan adanya budaya menerima setiap keputusan kelompok walaupun keputusan tersebut tidak sesuai dengan pemikirannya. Symptom yang terakhir adalah adanya pemikiran menjaga kelompok yang tumbuh dalam diri setiap anggota untuk menjaga nama baik dan juga eksistensi kelompok.

Dalam penelitian ini juga menunjukan Dampak Negative dari Groupthink yang terjadi dalam kelompok Sangha Mahayana Indonesia. Dampak yang pertama muncul yang ditemukan dalam penelitian ini adalah keterbatasan alternative keputusan dalam kelompok, hal ini ditandai dengan minimnya ide yang ada dalam kelompok dan adanya dominan keputusan dan kebijakan yang berasal dari pimpinan kelompok. Rendahnya pemikiran kritis kelompok dalam sangha Mahayana Indonesia ditandai dengan sikap pasif yang dimiliki oleh anggota dan tidak banyak anggota yang mau mengekuarkan ide dan pendapatnya. Kelompok mengalami kegagalan untuk memilah pilihan alternative kebijakan yang ada hal ini ditunjukan dengan pendapat yang jarang diungkapkan oleh anggota kelompok. Kelompok pemuka agama Buddha sangha Mahayana Indonesia sering kali mengabaikan ahli eksternal yang ada untuk memberikan solusi serta ide yang dibutuhkan kelompok dalam mengatasi permasalahan kelompok. Dalam kelompok sangha Mahayana Indonesia bias seleksi informasi juga terjadi hal ini tentunya disebabkan adanya tumpang tindih arus informasi dalam kelompok tersebut. Dalam kelompok sangha Mahayana Indonesia juga ditemukan bahwa kelompok tidak siap dengan perencanaan yang matang dalam kondisi-kondisi yang kurang baik dalam kelompok, hal ini ditunjukan dengan adanya saling melemparkan tanggung jawab dalam kelompok dan komunikasi yang berjalan tidak baik sehingga terjadinya kesalahan informasi dan berdampak pada tidak adanya perencanaan dalam kondisi darurat kelompok.

Dalam penelitian ini menemukan model Langkah-langkah untuk meminimalkan dampak negative yang disebabkan oleh pemikiran kelompok (groupthink) yang terjadi dalam kelompok pemuka agama Buddha sangha Mahayana Indonesia. Model yang dpat meminimalkan dampak terjadinya pemikiran kelompok ini di tawarkan Oleh Irving L. Janis, penelitian ini juga sekaligus memberikan kontribusi terhadap teoritis yang berkaitan dengan teori komunikasi khususnya Groupthinkdalam kelompok yang dikemukakan Janis, dalam penelitian ini menemukan dan menambahkan hal baru yang tidak disampaikan Oleh Janis berkaitan dengan pemikiran kelompok, khususnya pada kelompok Khusus yang memiliki ciri dan karakter yang kuat dalam kelompok sehingga temuan ini melengkapi kajian teori GroupthinkJanis. Langkah Langkah dalam meminimalkan dampak Groupthinkdalam kelompok sangha Mahayana Indonesia juga memiliki kekhasan yang tidak muncul dalam Groupthinkyang disampaikan oleh Janis berkenaan dengan bagaimana penengah dengan spesifikasi yang sesuai dengan kebutuhan kelompok Khsus seperti kelompok sangha Mahayana Indonesia. Penengah dalam kelompok sangha Mahayana Indonesia dikhsusskan pada dewan sesepuh yang memiliki pengalaman dan juga memiliki andil yang besar dalam kelompok sangha Mahayana Indonesia. Adanya kelompok independent dalam penelitian ini juga menjadi koreksi untuk Langkah yang ditawarkan oleh Janis, karena dalam kelompok sangha Mahayana tidak ditemukan kebutuhan yang mendesak untuk dibentuknya kelompok Independent. Langkah – Langkah yang menjadi model dalam meminimalkan terjadinya pemikiran kelompok sangha Mahayana Indonesia mendorong setiap anggota untuk berperan active dan menumbuhkan pemikiran yang kritis serta memiliki ide serta gagasan yang bermanfaat untuk menjaga eksistensi kelompok  Pemuka agama Buddha sangha Mahayana Indonesia.

×
Penulis Utama : Sutrisno
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : T201808009
Tahun : 2024
Judul : Pengelolaan Groupthink pada Komunikasi Kelompok Pemuka Agama Buddha untuk Menjaga Eksistensi Sangha Mahayana Indonesia
Edisi :
Imprint : Surakarta - Sekolah Pascasarjana - 2024
Program Studi : S-3 Ilmu Komunikasi
Kolasi :
Sumber :
Kata Kunci : Eksistensi kelompok, Groupthink Komunikasi, Pemuka Agama Buddha, Pengelolaan, Dampak Negative,Sangha Mahayana Indonesia
Jenis Dokumen : Disertasi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Dra. Prahastiwi Utari Ph,D
2. Prof. Dr. Ismi Dwi Astuti Nurhaeni, M.Si
3. Prof. Dr. Mahendra Wijaya, M.S
Penguji : 1. Prof. Dr.Ir. Ahmad Yunus.,M.Si.
2. Prof. Drs. Pawito, Ph.D
3. Prof. Dr. IBG. Yudha Triguna., M.S
Catatan Umum :
Fakultas : Sekolah Pascasarjana
×
Halaman Awal : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Halaman Cover : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB I : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB II : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB III : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB IV : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB V : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB Tambahan : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Daftar Pustaka : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Lampiran : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.