Latar Belakang: Stunting atau balita pendek merupakan salah satu masalah gizi yang belum terselesaikan hingga saat ini, yang merupakan akibat dari kurang gizi kronis atau gagal tumbuh di masa lampau. Adapun prevalensi balita stunting di Kabupaten Mojokerto sebesar 27,4% (2021) masih diatas angka yang diharapkan oleh WHO (World Health Organisation) yaitu sebesar kurang dari 20%. Angka tersebut juga masih jauh dari target penurunan stunting di Indonesia hingga 14% pada tahun 2024. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi salah satunya yaitu tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dan tingkat konsumsi balita stunting.Pertimbangan faktor pengaruh ini menjadi penting untuk dilakukan pendidikan gizi, yang bisa memberikan dukungan, edukasi hingga pemecahan masalah yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pendidikan gizi dalam secara hybrid terhadap tingkat pengetahuan gizi ibu dan tingkat konsumsi balita stunting di Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian quasy experimental dengan pretest - posttest control group design. Tempat penelitian dilakukan di 5 desa yang ada di Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini berlangsung bulan Februari hingga Maret Tahun 2023. Teknik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling. Variabel dependen pada penelitian ini adalah tingkat pengetahuan gizi ibu dan tingkat konsumsi balita stunting serta variabel independent yaitu pendidikan gizi secara hybrid. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner pengetahuan gizi dan formulir recall 24 jam. Jenis data merupakan data primer dengan analisis statistik menggunakan Paired sample T-test.

Hasil: Pendidikan gizi secara hybrid dapat meningkatkan selisih atau perbedaan nilai tingkat pengetahuan gizi ibu, tingkat konsumsi energi, protein, dan lemak dan menunjukkan hasil perubahan yang signifikan antara sebelum dan sesudah perlakuan dengan nilai p kurang dari 0,001; 0,003; kurang dari 0,001 dan 0,006. Akan tetapi, pada variabel tingkat konsumsi karbohidrat menunjukkan hasil tidak ada perubahan (peningkatan) yang signifikan antara sebelum dan sesudah perlakuan dengan nilai p 0,181. Berdasarkan uji statistik antar kelompok pada variabel tingkat pengetahuan ibu tentang gizi balita, diperoleh p-value sebesar 0,005, tingkat konsumsi energi 0,015, tingkat konsumsi protein 0,034, dan tingkat konsumsi lemak 0,042. Uji statistik terhadap perbedaan tersebut menghasilkan p kurang dari 0,05 artinya perbedaan tersebut signifikan antar kelompok. Akan tetapi untuk variabel tingkat konsumsi karbohidrat diperoleh 0,548 sehingga tidak signifikan antar kelompok.

Kesimpulan: Pendidikan gizi secara hybrid dengan perantara leaflet dapat meningkatkan pengetahuan gizi ibu balita stunting. Pendidikan gizi secara hybrid dengan perantara leaflet dapat meningkatkan konsumsi energi, protein, dan lemak pada balita stunting, akan tetapi tidak dapat meningkatkan konsumsi karbohidrat pada balita stunting.