Penelitian ini bertujuan mengkaji tentang problematika hukum antara eksportir Indonesia dan importir Spanyol dalam hal pertanggungjawaban atas produk furniture yang cacat atau rusak. Jenis penelitian yang digunakan penelitian hukum normatif dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan, perbandingan dan konseptual. Teknik pengumpulan bahan hukum adalah dengan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, problematika hukum antara eksportir dan importir disebabkan oleh adanya perbedaan konsep tanggung produk (product liability) dalam hukum Indonesia dan Spanyol. Perbedaan utama terdapat pada beban pembuktian cacat produk dan siapa saja yang dilindungi oleh aturan ini. Dalam hukum Indonesia pembuktian dibebankan kepada pelaku usaha (pihak tergugat); dan subjek yang dilindungi hanya sebatas pada konsumen akhir; sementara itu dalam hukum Spanyol beban pembuktian kesalahan ada pada penggugat; dan subjek yang dilindungi adalah semua orang yang dirugikan oleh adanya produk tersebut. Kedua, penyelesaian problematika hukum antara eksportir dan importir dalam hal tanggung jawab produk melalui dua tahap, a) penyelesaian tanggung jawab produk kepada konsumen akhir dan b) permintaan penggantian biaya kepada eksportir atas kompensasi penyelesaian tanggung jawab produk di negara importir melalui gugatan kontraktual (wanprestasi) dan/ atau gugatan nonkontraktual (perbuatan melanggar hukum). Problematika hukum ini sebenarnya dapat diantisipasi dengan pembuatan perjanjian dagang internasional yang memasukkan klausul-klausul pemilihan hukum pemilihan forum, serta klausul peralihan resiko.