×
Muhamad Mahdiyyul Qolbi. K5418046.PENERAPAN PROGRAM SATUAN PENDIDIKAN AMAN BENCANA TINGKAT SEKOLAH DASAR DALAM MENGHADAPI BENCANA ERUPSI GUNUNG MERAPI DI KECAMATAN SELO, KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2023. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2024.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui sebaran sekolah dasar dilihat dari zona kawasan rawan bencana Gunung Merapi di Kecamatan Selo pada Tahun 2023; (2) Mengetahui penerapan program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) tingkat Sekolah Dasar terhadap bencana Gunung Merapi di Kecamatan Selo pada Tahun 2023. (3) Mengetahui kesiapsiagaan pendidik di setiap Sekolah Dasar dalam penerapan program SPAB. (4) Mengetahui kendala di setiap Sekolah Dasar di Kecamatan Selo yang menghambat penerapan program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) pada Tahun 2023. (5) Mengetahui hasil evaluasi penerapan program Satuan Pendidikan Aman Bencana di Kecamatan Selo pada Tahun 2023.
Metode yang diterapkan menggunakan pendekatan deskripsi. Analisis penerapan SPAB ditentukan tiga (3) parameter yakni: Pilar 1 Fasilitas Sekolah Aman, Pilar 2 Manajemen Bencana, Pilar 3 Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana. Analisis kesiapsiagaan pendidik dan peserta didik ditentukan empat (4) parameter yakni: pengetahuan dan sikap, rencana tanggap darurat, sistem peringatan dini, dan mobilisasi sumber daya.
Hasil dari penelitian diketahui bahwa (1) Terdapat sembilan sekolah masuk zona Kawasan rawan bencana Gunung Merapi. (2) Ketercapaian program SPAB terdapat tiga kelas yaitu: kelas rendah (22%), kelas sedang (45%) dan kelas tinggi (33%). (3) Kesiapsiagaan pendidik didominasi oleh kelas sedang dengan persentase 44%, disusul kelas tinggi dengan persentase 30% dan kelas rendah dengan persentase 26%. Kesiapsiagaan peserta didik dasar didominasi oleh kelas sedang dengan persentase 53%,disusul kelas tinggi dengan persentase 29% dan kelas rendah dengan persentase 18%. (4) Kendala dalam penerapan SPAB yang ditemukan terkait komitmen sekolah tentang pentingnya program SPAB, anggapan bahwa wilayah Kecamatan Selo masih menjadi wilayah yang aman sehingga pendidikan kebencanaan belum optimal dan terkait anggaran sekolah yang terbatas sehingga program SPAB belum menjadi prioritas. (5) Evaluasi penerapan program SPAB di tiga sekolah menunjukkan adanya peningkatan kondisi sekolah saat awal sebelum pelaksanaan program dengan kondisi setelah dilakukan tahapan evaluasi penerapan. Saran diperlukan peningkatan dan penerapan program SPAB secara komprehensif di Kecamatan Selo. Sekolah diharapkan untuk mengintegrasikan pendidikan kebencanaan dalam sistem sekolah mengingat lingkungan sekolah yang berada pada wilayah bahaya.