Dalam konteks kota yang berorientasi pada transportasi publik, ruang ketiga diarahkan untuk menjadi titik pusat kegiatan sosial dan budaya. Ruang ini membawa kehidupan ke sekitar stasiun dan terminal, menciptakan lingkungan yang bukan hanya berfokus pada mobilitas, tetapi juga pada identitas masyarakat itu sendiri. Dengan melibatkan elemen-elemen desain yang menyinggung fungsi keberlanjutan, ruang ketiga memberikan peluang bagi penduduk lokal dan pengunjung (bukan masyarakat setempat) untuk berkumpul, berinteraksi, dan merasakan kehidupan sosial secara langsung. Ide desain yang digagas bukan hanya mencerminkan kebutuhan saat ini, tetapi juga penting secara kontekstual di masa depan. Hal ini selaras dengan dengan perkembangan Kota Surakarta dilihat dari angka pertumbuhan penduduk maupun grafik pariwisata. Hadirnya ruang ketiga akan mengarahkan Kota Surakarta menjadi ruang yang dinamis, inklusif, dan berkelanjutan di masa depan.