Latar Belakang: Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Salah satu faktor risiko dari tuberkulosis paru yaitu indeks massa tubuh (IMT). Individu dengan IMT kurang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah sehingga lebih rentan terkena infeksi penyakit.  Selain itu, IMT juga memengaruhi hasil pengobatan dari pasien tuberkulosis paru. Pasien dengan status gizi yang baik menunjukkan respons lebih baik terhadap pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh IMT terhadap outcome pengobatan pasien tuberkulosis paru.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan potong lintang (cross-sectional). Subjek penelitian merupakan pasien tuberkulosis paru tahun 2020-2022 di Puskesmas Ngoresan, Puskesmas Setabelan, dan Puskesmas Sibela yang berusia di atas 15 tahun. Pengambilan sampel menggunakan metode consecutive sampling.
Hasil: Sampel penelitian yang didapat sebanyak 101 sampel. Dari analisis bivariat dengan uji Chi-square, ditemukan pengaruh signifikan jenis kelamin terhadap outcome pengobatan tuberkulosis paru (p=0.013). Selain itu, hasil analisis bivariat antara faktor risiko lain tuberkulosis paru dengan outcome pengobatan tuberkulosis paru tidak ditemukan pengaruh signifikan: usia (p=0.444), IMT (p=0.278), dan penyakit komorbid (p=0.067) terhadap outcome pengobatan tuberkulosis paru.
Simpulan: Terdapat pengaruh yang signifikan antara jenis kelamin terhadap outcome pengobatan. Namun, pada penelitian ini tidak ditemukan pengaruh yang signifikan antara IMT, usia, dan penyakit komorbid terhadap outcome pengobatan tuberkulosis paru.