Pembangunan salah satu underpass di Kota Surakarta berpotensi mempengaruhi ketinggian muka air tanah di sekitarnya. Penurunan muka air tanah dapat terjadi akibat dari penggalian tanah hingga kedalaman tertentu saat proses kontruksi underpass dilakukan. Muka air tanah yang turun dikhawatirkan dapat berpengaruh terhadap ketersediaan air tanah di pemukiman sekitar pembangunan underpass, terlebih lagi saat musim kemarau tiba. Penelitian dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh penurunan muka air tanah terjadi dan upaya yang dilakukan untuk menjaganya. Sumur resapan menjadi alternatif solusi karena salah satu fungsi dari sumur resapan adalah menjaga konservasi air tanah. Efektifitas perencanaan sumur resapan untuk menjaga ketinggian muka air tanah akan dievaluasi. Analisis dilakukan secara konvensional menggunakan rumus empiris dan secara numeris menggunakan Geostudio. Perangkat lunak yang digunakan untuk analisis numeris adalah software Geostudio menggunakan fitur SEEP/W 2D. Data tanah yang digunakan berasal dari laporan faktual penyelidikan tanah di sekitar pembangunan underpass pada titik BH-P.10 dan BH-P.11. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan muka air tanah akibat pembangunan underpass hingga radius 317,16 meter pada tanah BH-P.10 dan hingga radius 291,39 meter pada tanah BH-P.11. Berdasarkan permodelan menggunakan Geostudio, penurunan muka air tanah yang terjadi dapat direduksi dengan cara memodelkan sumur resapan ke dalam geometri permodelan dengan jarak antar sumur adalah 10 meter. Persentase penurunan nilai radius pengaruh muka air tanah pada geometri model tanah BH-P.10 berkisar antara -67,69% hingga -78,16%. Pada geometri model tanah BH-P.11, persentase penurunan muka air tanah setelah dimodelkan sumur resapan berkisar antara 64,77% hingga 77,06%.