Perbedaan Kadar Alanine Transaminase, Kadar Aspartate Transaminase, Derajat Mual, dan Derajat Muntah pada Pasien Tuberkulosis Resistan Obat Dengan dan Tanpa Pemberian Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorriza)
Penulis Utama
:
Hie Sukiyanto
NIM / NIP
:
S602008003
×<div><font face="Times New Roman, serif">ABSTRAK</font></div><div><font face="Times New Roman, serif">Perbedaan Kadar Alanine Transaminase, Kadar Aspartate Transaminase, Derajat Mual, dan Derajat Muntah pada Pasien Tuberkulosis Resistan Obat Dengan dan Tanpa Pemberian Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorriza)</font></div><div><font face="Times New Roman, serif">Hie Sukiyanto, Harsini, Farih Raharjo</font></div><div><font face="Times New Roman, serif">Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran</font></div><div><font face="Times New Roman, serif">Universitas Sebelas Maret Surakarta/RSUD dr. Moewardi Surakarta</font></div><div><font face="Times New Roman, serif">Latar belakang: Tuberkulosis resistan obat (TB-RO) merupakan infeksi kronik akibat Mycobacterium tuberculosis yang resistan terhadap obat anti tuberkulosis (OAT) terutama rifampisin dan isoniazid. Pengobatan TB-RO memerlukan jumlah obat lebih banyak dan durasi pengobatan lebih lama sehingga sering terjadi efek samping mual, muntah, dan hepatotoksisitas. Peningkatan kadar aspartate transaminase (AST) disertai alanine transaminase (ALT) merupakan penanda spefisik cedera hepatoselular akibat OAT. Ekstrak temulawak dengan kandungan utama curcumin bersifat protektif pada saluran cerna dan hepatoprotektor sehingga mengurangi mual dan muntah serta menurunkan kadar AST dan ALT.</font></div><div><font face="Times New Roman, serif">Metode: Uji klinis quasi experimental dengan pendekatan pretest posttest study design dilakukan pada pasien TB-RO yang teregistrasi di RSUD dr. Moewardi Surakarta dan RS Paru Aria Wirawan Salatiga pada Februari – Maret 2024 dengan consecutive sampling. Grup perlakuan (n=16) mendapatkan terapi standar ditambah tablet ekstrak temulawak (Curcuma xanthorriza 20 mg dan piperine 5 mg) sebanyak 2 kali/hari selama 4 minggu, sedangkan grup kontrol (n=16) hanya mendapat terapi standar. Skor mual dan muntah serta kadar AST dan ALT dinilai pada awal dan akhir penelitian (setelah 4 minggu).</font></div><div><font face="Times New Roman, serif">Hasil: Terdapat perbedaan signifikan (p=0,001) penurunan mual grup perlakuan dibanding kontrol, terdapat perbedaan signifikan (p=0,001) penurunan muntah grup perlakuan dibanding kontrol, terdapat perbedaan signifikan (p=0,005) penurunan kadar ALT grup perlakuan dibandingkan kontrol, namun tidak terdapat perbedaan signifikan (p=0,134) pada kadar AST pada grup perlakuan dibandingkan kontrol.</font></div><div><font face="Times New Roman, serif">Simpulan: Pemberian ekstrak temulawak sebagai terapi tambahan pada pasien TB-RO dapat mengurangi mual dan muntah serta menurunkan kadar ALT secara signifikan.</font></div>
×
Penulis Utama
:
Hie Sukiyanto
Penulis Tambahan
:
1. - 2.
NIM / NIP
:
S602008003
Tahun
:
2024
Judul
:
Perbedaan Kadar Alanine Transaminase, Kadar Aspartate Transaminase, Derajat Mual, dan Derajat Muntah pada Pasien Tuberkulosis Resistan Obat Dengan dan Tanpa Pemberian Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorriza)