×
Indonesia merupakan negara dengan angka konsumsi daging sapi dan kerbau yang rendah disebabkan oleh pengusaha ternak yang didominasi oleh peternak rakyat. Peternak rakyat masih memanfaatkan hijauan yang sulit dikontrol nutrisinya sebagai pakan ternak. Complete feed (pelet atau mash) merupakan alternatif pakan dengan nutrisi yang lengkap untuk perkembangan hewan ternak. Namun complete feed memiliki kendala berupa rentan mengalami kerusakan apabila kurang tepat dalam penyimpanannya sehingga perlu dilakukan sistem penyimpanan yang sistematis untuk menjaga kualitas pakan ternak. Pada tugas akhir ini dirancang dan dibuat silo dengan kapasitas 300 kg (mini silo). Silo adalah sebuah alat yang digunakan untuk menyimpan bahan curah (bulk materials). Dasar dari penentuan dimensi adalah dengan menghitung nilai bulk density dari pakan ternak. Dimensi yang telah didapatkan akan direalisasikan dalam bentuk desain dua dimensi (2D) dengan software AutoCAD 2D dan desain tiga dimensi (3D) dengan software AutoCAD 3D. Desain mini silo kemudian dirakit menggunakan jasa pihak ketiga. Mini silo dimodifikasi secara fisika dan kimia untuk meningkatkan performa penyimpanan serta mempermudah pengguna untuk memakai alat. Modifikasi secara fisika dilakukan dengan menambahkan beberapa fitur seperti sistem umpan masuk yang mudah diatur, atap akrilik untuk mengurangi kelembaban, sistem level ukur untuk memantau isi, sistem keluaran yang mudah diatur, serta tempat untuk meletakkan timbangan. Adapun untuk modifikasi secara kimia dilakukan penambahan silika dengan berbagai variasi. Mini silo yang telah difabrikasi diuji performanya dalam menjaga kualitas pakan ternak dengan menganalisis kadar air, bulk density, dan kadar protein pakan setelah penyimpanan. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, mini silo terbukti belum memiliki performa yang optimum dalam menjaga kualitas pakan ternak sehingga dilakukan evaluasi untuk meningkatkan performa mini silo. Evaluasi terhadap penurunan kadar protein dilakukan dengan menutup atap akrilik untuk mencegah cahaya masuk ke dalam mini silo sehingga proses denaturasi protein berjalan lebih lambat. Modifikasi yang dilakukan untuk menjaga kadar air agar tidak meningkat dilakukan dengan menambahkan silika. Silika yang digunakan disintesis dari abu sekam padi. Pengujian divariasi dengan rasio berat silika terhadap berat pelet sebesar 0,2; 0,3; dan 0,4. Hasil yang paling baik diantara ketiga variasi tersebut adalah variasi 0,4. Berdasarkan perhitungan analisis ekonomi, mini silo termodifikasi memiliki nilai Break Even Point (BEP) sebesar 56,71%.