×
Di
dalam manajemen operasi, supply chain internal memiliki peran penting dalam menjaga
keberlanjutan proses produksi perusahaan dari bahan baku menjadi produk jadi.
Di dalam PT PB, distribution center memiliki peran menjadi penghubung
antara cutting dengan line atau sewing masih terdapat
permasalahan keterlambatan supply chain bahan baku ke pada line
atau sewing karena shell atau pocket yang tidak lengkap
atau kurang. Permasalahan tersebut mengakibatkan target atau output
perusahaan tidak tercapai dan produktivitas perusahaan menurun. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
dengan pendekatan kualitatif dimana peneliti terjun secara langsung menangani
permasalahan ini. Metode pengumpulan data didalam penelitian ini adalah
observasi dan wawancara. Metode analisis data dalam penelitian ini adalah diagram
fishbone digunakan untuk menganalisis permasalahan penyebab
keterlambatan dan metode failure mode and effect analysis digunakan
untuk mengidentifikasi potensi penyebab keterlambatan berdasarkan nilai RPN
tertinggi yang kemudian diberikan usulan perbaikannya. Berdasarkan hasil perhitungan dari
FMEA nilai RPN tertinggi yang menjadi penyebab masalah dominan dan usulan
perbaikannya yaitu, rak kurang luas (faktor machine) dengan skor 288
solusi modifikasi rak dan penataan layout rak ulang, kurang teliti dan ceroboh
karena kurang adanya pengawasan (faktor man) dengan skor 280 solusi
dibentuknya pengawas yang bertugas sebagai alokasi panel ke rak, penutupan kode
produksi style lain karena panel hilang dan tidak lengkap (faktor material)
dengan skor 216 solusi pencatatan pada buku penutupan KP, dan kesalahan
prosedur kerja (faktor method) dengan skor 192 solusi briefing
ulang terkait SOP distribution center.