Jumlah kasus kusta PB di Jawa Tengah tahun 2021 adalah sebanyak 42 kasus per 100.000 penduduk, pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 7 kasus dan jenis kelamin perempuan sebanyak 35 kasus. Penderita penyakit kusta yang terlambat mendapatkan pengobatan akan mengalami cacat fisik yang dapat menimbulkan masalah sosial. Pada kasus kusta PB di Jawa Tengah tahun 2021 memiliki jumlah nilai nol yang berlebih yang mengakibatkan sering terjadi pelanggaran pada pemodelan regresi Poisson terhadap asumsi ekuidispersi, salah satu dari pelanggaran tersebut adalah overdispersi. Salah satu penyebab terjadinya overdispersi adalah jumlah nilai nol yang berlebih (excess zero) pada variabel respons. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan model regresi Poisson dan regresi ZIP pada data jumlah kasus kusta PB di Provinsi Jawa Tengah tahun 2021. Model yang digunakan untuk mengatasi overdispersi akibat excess zero pada data jumlah kasus kusta PB di Provinsi Jawa tengah adalah regresi Zero Inflated Poisson (ZIP). Data diambil dari publikasi Dinas Kesehatan Jawa Tengah tahun 2021. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil bahwa nilai AIC pada regresi ZIP lebih kecil, yaitu 97,934 dibandingkan nilai AIC dari regresi Poisson, yaitu 111,32. Disimpulkan regresi ZIP lebih baik digunakan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kasus kusta PB adalah persentase rumah tangga yang memiliki fasilitas tempat cuci tangan dengan air dan sabun, rata-rata lama sekolah, dan rasio puskesmas.