Permintaan yang tinggi untuk material baru yang ramah lingkungan mendorong para peneliti untuk menciptakan materi dari sumber alam itu sendiri. Salah satu serat alam yang dikembangkan adalah serat gambas dengan nama latin Luffa cylindrica yang berasal dari keluarga mentimun atau Cucurbitaceae. Luffa cylindrica memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi yang dapat dijadikan sebagai bahan penguat komposit. Luffa cylindrica perlu diberikan perlakuan kimia untuk meningkatkan sifat fisik dan mekaniknya. Perlakuan alkali (NaOH) merupakan salah satu perlakuan kimia. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh variasi waktu perendaman alkali terhadap IFSS dan wettability serat Luffa cylindrica. Serat Luffa cylindrica diberi perlakuan alkali (NaOH) 2% dengan variasi waktu perendaman selama 4 jam, 8 jam, dan 12 jam. Pengujian yang dilakukan berupa uji IFSS (Interfacial Shear Strength), uji wettability dan uji SEM (Scanning Electron Microscopy). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman alkali mampu meningkatkan IFSS dan wettability serat Luffa cylindrica. Nilai wettability terbesar didapatkan pada serat dengan waktu perendaman 8 jam sebesar 43,12 mN/m. Nilai IFSS tertinggi juga didapatkan pada serat dengan waktu perendaman 8 jam dengan nilai 3,810 MPa. Selain itu, pengamatan SEM juga menunjukkan bahwa pada serat dengan perlakuan alkali 8 jam terdapat matrik yang masih menempel pada serat. Hal tersebut dapat menjadi indikasi adanya ikatan yang lebih kuat antara matrik dengan serat.